69 - Permintaan dari Iqbal

280 32 4
                                    

Langit sore yang indah memanjakan mata, dimana sore bukan akhir untuk berpisah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Langit sore yang indah memanjakan mata, dimana sore bukan akhir untuk berpisah. Begitu indah menyapa namun hanya sementara.

Saat ini, gadis itu terbaring terlentang menatap langit-langit kamarnya, terasa hampa dalam hidupnya.

Detik berikutnya, gadis itu menoleh menatap boneka di sampingnya beberapa saat lalu mengambilnya. Ia mengangkat ke atas memandang boneka itu dengan wajah sendu.

Kalara menghela nafas berat, ia mengingat atas kelalaiannya waktu itu. "Andai aja aku nggak hilangin boneka Evan, mungkin sampai sekarang boneka Evan masih aku ada."

"Dan kamu Hony, pasti udah dapat temen baru," gadis itu berbicara pada boneka dari pemberian Diora, namun Kalara tidak sadar, boneka yang ia pegang itu sebenarnya dari usaha Evan waktu bersama Diora dulu.

Tok...tok...

Seseorang mengetuk pintu, lalu membuka pintu kamar. "Kalara, kamu udah makan?"

"Udah Bunda" jawab Kalara tanpa melihat ke arah sang bunda.

"Bunda lihat, setelah pulang sekolah kamu nggak keluar-keluar lagi, ada apa?" tanya Rika heran.

"Nggak apa-apa Bunda, aku males aja keluar dulu."

Rika mengeleng pelan, entah apa yang sudah terjadi pada anak gadisnya ini, mengapa wajahnya begitu murung. "Kalau ada apa-apa ngomong sama Bunda, siapa tahu Bunda bisa bantu."

"Nggak apa-apa Bunda, Kalara capek aja," jawab gadis itu pelan.

"Tapi sayang kamu tuh jangan tinggal mulu di kamar, nanti kamu tuh...."

Ding....dongg

Baru saja ingin menjelaskan, suara bell berbunyi, dan memotong pembicaraan Rika.

"Bunda ke depan dulu, jangan di kamar mulu sayang."

"Iya Bunda" ucap Kalara yang masih memandang bonekanya.

Rika berjalan ke ruang tamu, untuk melihat siapa yang datang, Rika perlahan membuka pintu, ia begitu terkejut kedatangan tamu tersebut.

"Eh kamu ternyata...."

***

"Kalara" panggil Rika berjalan setelah membuka pintu kamar.

"Iya Bunda kenapa?" tanya Kalara.

"Ada yang cariin kamu tuh, sana ke depan dulu." suruh Rika.

Kalara kemudian bangkit dari tidurnya, lalu menatap Rika bingung. "Siapa Bunda?"

"Seseorang, katanya dia kenal kamu."

"Siapa sih?"

Tak menunggu waktu lama Kalara berjalan ke depan, sampainya di ruang tamu, Kalara memperhatikan  cowok itu dari belakang, rambut dan autif yang tidak asing.

𝐓𝐄𝐑𝐀𝐊𝐇𝐈𝐑 [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang