46 - Tembak Di Sekolah

327 43 13
                                    

Kalara yang memasuki rumah setelah di antar oleh Evan, ia begitu terkejut mendapati Rika telah berdiri tak jauh dari Kalara yang baru saja masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kalara yang memasuki rumah setelah di antar oleh Evan, ia begitu terkejut mendapati Rika telah berdiri tak jauh dari Kalara yang baru saja masuk.

"Yaampun Kalara, kok bisa luka gini?" tanya Rika khawatir melihat luka di kedua lututnya.

Rika cepat-cepat membawa putrinya duduk di dekatnya "kok bisa gini," tanya Rika.

"Tadi pas main voly, aku nggak sengaja jatuh, makanya luka gini Bunda." jelas Kalara.

"Kamu harus hati-hati sayang, gimana masih sakit?" tanya Rika seraya memeriksa lututnya.

Kalara mengeleng, "udah nggak terlalu, Evan tadi bantu aku, terus dia yang obatin luka aku pas di UKS."

Rika memandang terkejut, bercampur khawatir. "Evan yang nolong kamu?"

Kalara mengangguk "iya Bunda."

Lalu detik berikutnya, wajah Rika mulai tersenyum menggoda menatap putrinya itu.

"Bunda kenapa?"

"Evan itu ternyata baik banget," ucap Rika.

"Evan emang baik Bunda, Bunda gimana sih?" cicit Kalara agak kesal.

"Buka mata kamu Kalara, Evan itu suka sama kamu."

"Bunda tau darimana?" tanya Kalara sengaja.

Rika mengelah nafas"Kan Bunda udah bilang, Bunda pernah lihat mata Evan."

Rika langsung berdiri, lalu mengetuk kepala Kalara "kamu pikir aja sendiri, kalau Evan gimana sebenarnya, dan kamu juga pasti bisa rasain tentang perasaan Evan."

"Dan satu hal, buka hati kamu untuk orang lain, jangan terlalu tertutup sama orang yang suka sama kamu." jelas Rika memberi saran untuk

Rika tersenyum menatap lekat anaknya, lalu detik berikutnya mengelus pipi Kalara,"kamu juga berhak bahagia"

"Udah Bunda mau masak dulu"

Kalara hanya terdiam setelah mendengar ucapan Rika yang terus menyadarkan. Ia tidak bisa berkata kata lagi sambil memikirkan tentang Evan yang memang sangat menyukainya.

***

Malam tiba, sepertinya Kalara tidak ingin cepat tidur dulu, ia lebih mementingkan mengerjakan sesuatu di meja belajarnya saat ini. Gadis itu tidak menulis, melainkan hanya mencoret coret buku, ia termenung dan memikirkan tentang sang bunda yang selalu memberitahukan kepadanya, pikirannya tidak bisa hilang tentang Evan yang menyukai dirinya.

Gadis itu kembali mengingat, tentang Evan yang selalu peduli kepadanya, tentang di waktu dimana ia bersama Evan, yang selalu ada, termasuk tentang Daniel waktu itu.

"Dan satu hal, buka hati kamu untuk orang lain, jangan terlalu tertutup sama orang yang suka sama kamu." jelas Rika memberi saran untuk

"Kamu juga berhak bahagia"

𝐓𝐄𝐑𝐀𝐊𝐇𝐈𝐑 [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang