49 - Cemburu

362 40 8
                                    

Suara pintu dibuka dengan kasar, seorang gadis masuk dengan badan lemas sekaligus wajah yang sedikit tidak semangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suara pintu dibuka dengan kasar, seorang gadis masuk dengan badan lemas sekaligus wajah yang sedikit tidak semangat.

Ia langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur miliknya, hari yang ia lalui begitu banyak tekanan dan pikiran. Diora memikirkan tentang Jeffrey yang sudah dari kemarin tidak pernah memberinya kabar, karena biasanya Jeffrey jika sehabis pulang sekolah, ia selalu absen memberikan kabar kepada Diora, namun sekarang tidak.

"Jeffrey...lo kemana sih? Sibuk pasti kasih tau gue dulu, ini nggk."

Bahkan akhir-akhir ini, Jeffrey sudah kelihatan sibuk,  mengajak jalan Diora saja sudah tidak pernah. Namun tidak membuat gadis itu langsung memikirkan hal yang negatif untuk Jeffrey, karena
ia sangat percaya, Jeffrey tidak akan
mengkhianatinya.

"Padahal gue lagi mau nyiapin lo acara ulang tahun nanti"

Gadis itu langsung terbangun, ia baru sadar bahwa hari ini, dia akan membeli hadiah untuk Jeffrey. Cepat cepat gadis itu segera berganti pakaian, tak lupa dengan baju yang pas.

Baru saja menganti baju, ia baru mengingat, dia tidak mempunyai teman untuk dia ajak.

Diora mengambil ponsel dari tasnya, lalu menelpon Kalara.

"Halo kal, gue butuh bantuan lo, lo bisa ke sini nggak? Bantuin gue beli hadiah untuk Jeffrey, soalnya besok Jeffrey ulang tahun." jelas Diora detail.

"Jeffrey? Siapa Jeffrey?" tanya Kalara.

"Ih, mantan gue tapi udah balikan kalau sekarang, masa gitu aja lo lupa, udah jangan banyak tanya entar lo ke sini ya?"

"Maaf Ra, aku nggak bisa, aku lagi di jalan sekarang sama kak Iqbal, soalnya kita mau ke makam Kak Cindy," jawab Kalara.

"Siapa Cindy? Lo mau ngapain di sana?"

"Ini hari kematiannya Kak Cindy yang ketiga tahun, aku sama kak Iqbal mau doian kak Cindy di sana."

Diora menghela napas berat "Yaudah"

"Maaf Ra, kali ini aku nggak bisa bantu dulu." ucap Kalara merasa bersalah karena tidak bisa membantu Diora.

"Nggak apa-apa, gue tutup dulu."

"Iya Ra"

Gadis itu berpikir sambil mundar mandir. "Kinan sibuk, Kalara juga sibuk, terus gue harus minta tolong sama siapa?"

Gadis itu berpikir keras "Raga?" Diora mengeleng pelan "ngga, Raga juga pasti banyak alasannya, dan banyak bacot juga."

Gadis itu kembali berpikir lagi. "Rian? Nggak, Rian juga mana mau, apa lagi gue nggak deket banget sama Rian."

Pikirannya terlintas seseorang, orang itu yang tak lain adalah Evan.  "Evan?" gadis itu berpikir sesaat, "kalau Evan nggak mau gimana? Apa lagi gue sama dia aja udah nggak pernah saling negur."

𝐓𝐄𝐑𝐀𝐊𝐇𝐈𝐑 [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang