61 - Date One

252 37 4
                                    

Sore itu, tepat pukul jam stengah 4, Evan saat ini sudah bersiap-siap, begitu tampan, dengan baju kaos putih dipadukan jaket jeans premium, tak lupa juga sepatu hitam Adidas nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sore itu, tepat pukul jam stengah 4, Evan saat ini sudah bersiap-siap, begitu tampan, dengan baju kaos putih dipadukan jaket jeans premium, tak lupa juga sepatu hitam Adidas nya.

Evan masih menatap pada dirinya sendiri di depan kaca yang terpampang di depannya saat ini, cowok itu masih memastikan apakah ada yang kurang pada pakaiannya kali ini atau tidak?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Evan masih menatap pada dirinya sendiri di depan kaca yang terpampang di depannya saat ini, cowok itu masih memastikan apakah ada yang kurang pada pakaiannya kali ini atau tidak?

"Kayaknya udah semua tuh"

Mendengar suara Rana, Evan langsung berbalik menatap Rana yang berjalan ke arahnya. "Udah ganteng juga anak Mama," kata Rana seraya merapikan kerah jaket Evan.

"Anak Mama ini kan emang ganteng" ucap Evan bangga.

"Jadi Kalara beneran mau?" tanya Rana memastikan.

"Mau pergi iya Ma, tapi aku nggak tahu kelanjutannya gimana nanti." ucap Evan tak percaya diri jika nembak Kalara nanti.

Rana memegang pipi Evan sambil menatap putranya tersenyum yakin, ia percaya, bahwa Kalara pasti mau menerima Evan sebagai pacarnya. "Percaya sama Mama, Kalara pasti mau."

Evan hanya bisa mengangguk, ia harus percaya apa yang dikatakan Rana. "Iya Ma."

"Yaudah, kamu pergi sana gih, udah jam berapa."

Evan baru tersadar, ini sudah jam berapa, "iya Ma, Evan pergi dulu."

"Gimana, rambut aku Ma? udah bagus kan? Dan baju aku?" tanya Evan seraya merapikan rambutnya.

"Iya, udah ganteng juga," jawab Rana.

"Oke aku pergi dulu Ma."

"Eh Evan"

Evan yang diawal mulai keluar, ia kembali lagi, sepertinya dia melupakan sesuatu. "Ma, aku lupa..."

Rana memperlihatkan sebuah kalung yang ia pernah berikan kepada Evan, "ini? Mama nggak akan lupain barang penting kamu."

"Iya Ma, aku janji sama Mama, aku bakal bahagiain dia dengan caraku sendiri."

"Itu baru anak Mama"

Evan sangat bersyukur, Rana selalu ada di saat ia membutuhkan sesuatu. Cup! " Yaudah Ma aku pergi dulu, Makasih Ma, aku sayang Mama." Setelah mengecup pipi Rana, Evan langsung berlari ke depan.

𝐓𝐄𝐑𝐀𝐊𝐇𝐈𝐑 [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang