64 - Publis?

271 33 12
                                    

Pagi yang begitu cerah, suara burung berkicau dengan ceria menyambut mentari indah bersamaan dengan itu, Iqbal menuruni tangga menuju ke meja makan dimana Rika berada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi yang begitu cerah, suara burung berkicau dengan ceria menyambut mentari indah bersamaan dengan itu, Iqbal menuruni tangga menuju ke meja makan dimana Rika berada.

"Bunda masak nasi goreng sekarang?" tanya Iqbal sambil duduk di hadapan Rika yang sedang menyiapkan sarapan juga.

"Masak? Goreng nasi Iqbal"

Iqbal terkekeh pelan. "Iya itu maksudku Bunda."

"Iya, masa tiap hari roti mulu."

Rika mengambilkan nasi goreng untuk Iqbal di piring, mata Iqbal naik ke atas, mencari sosok adiknya, kenapa Kalara belum datang sarapan?

"Kalara mana? Nggak ikut sarapan?"

"Kalara udah sarapan" jawab Rika yang masih sibuk menata piring dan garpu.

Mendengar jawaban dari Rika, Iqbal kemudian berdiri dari tempat duduk, sudah saatnya Iqbal mengantar Kalara.

Rika sedikit heran dengan Iqbal yang tiba-tiba berdiri. "Eh, kamu mau kemana?" tanya Rika.

"Mau anterin Kalara ke sekolah lah Bunda, ini udah jam berapa."

"Kalara!" panggil Iqbal yang mulai berjalan.

"Kalara udah pergi ke sekolah," ucap Rana memberitahukan.

Seketika langkah Iqbal terhenti, lalu berbalik menatap heran sang bundanya dengan kening mengerut. "Siapa yang anter? Bunda? Bunda sendiri kan mau ke toko."

"Bukan Bunda, tapi tadi Evan datang jemput Kalara." jawab Rika santai.

Pikiran Iqbal mulai bertanya-tanya, mengapa Evan tiba-tiba mau menjemput adiknya. "Kenapa? Kok Bunda nggak bilang, seharusnya aku aja yang anterin Kalara."

"Kenapa harus Evan?" tanya Iqbal sedikit keberatan.

Rika kembali mengatur garpu dan sendok ke tempatnya, "wajar kan pacarnya," ucap Rika dengan santainya.

Wajah Iqbal begitu terkejut mendengarnya, apa Kalara pacaran dengan Evan? Bukankah ini hal yang mustahil, Kalara itu tipe yang tidak terlalu terbuka, apa lagi bersama dengan cowok itu yang membuat Iqbal kaget.

"Kok Kalara nggak bilang sama aku Bunda?

"Kamu kan tahu sifat Kalara gimana." Rika mengingatkan tentang sifat Kalara yang sebenarnya, gadis yang begitu pemalu.

"Tapi Kenapa Kalara sama Evan pacaran, kenapa?" tanya Iqbal lagi.

"Kenapa?" Rika berdeham sebentar, lalu menjawab.
"Karena cinta." ucap Rika di akhir kalimatnya.

***

Langit menyambut kedua sepasang itu, Evan dan Kalara yang sedang menuju ke sekolah bersama dengan sepeda motor.

"Kal," panggil Evan pelan.

"Iya Evan?" tanya Kalara sedikit memajukan kepalanya lebih dekat, sesekali Evan juga menatap Kalara dari kaca spion.

𝐓𝐄𝐑𝐀𝐊𝐇𝐈𝐑 [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang