60 - Ajakan kencan

257 36 11
                                    

Di parkiran siswa, Evan Raga, dan Rian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di parkiran siswa, Evan Raga, dan Rian. Mereka saat ini sedang mengeluarkan motor karena  sudah waktunya mereka harus pulang.

"Kenapa lo? Murung kayak nggak dikasih makan empat hari." tanya Raga bingung menatap Evan yang dari tadi murung, dan pasti itu karena Kalara.

"Yah itu—"

"Bentar, lo nggak usah jawab dulu." Potong Raga cepat.

Evan menatap Raga tertegun, "ini pasti karena Kalara kan?" tanya Raga yang menduga akan hal itu.

Evan hanya bisa mengangguk lemas, pikirannya terus ada tentang Kalara. "Iya, gue bisa apa juga? Setiap gue mau ngomong sesuatu sama Kalara, pasti banyak banget yang halangin gue, entah itu Kinan, atau guru dan lain-lain." jelas Evan merasa hari yang bukan beruntungnya.

"Kenapa lo nggak chat aja di wa? Atau telpon gitu." Kini Rian yang bertanya.

"Lo nggak akan bisa ngerti Yan, Evan itu susah ngomong langsung lewat chat," jelas Raga.

Rian hanya mengangguk mengerti maksud perkataan dari Raga tadi.

Evan menghela nafas berat. "udah lah, lain kali aja kalau ada waktu."

Raga berjalan menepuk pundak Evan, sembari memberinya semangat. "Lo yang sabar Van, anak sabar itu di sayang Allah."

"Iya gue tau...."

Baru saja memberi semangat, Raga melihat Kalara sedang menunggu taksi di depan gerbang sendirian, "Van."

"Evan" Raga menggoyangkan tubuh Evan.

"Apa?"

"Ada Kalara," jawab Raga.

"Di mana?"

Raga menunjuk menggunakan dagunya ke arah depan gerbang. "Noh di depan gerbang, si Kalara lagi nunggu taksi, mending lo ke sana sekarang."

"Ngapain?" tanya Evan yang masih bingung dengan Raga yang menyuruhnya pergi.

"Lo ke sana lah, ajak Kalara anter dia pulang, biar sekalian lo ngomong sama Kalara ngajak dia jalan, katanya pinter kok masih mikir lagi." cicit Raga, setelah memberikan saran. dengan otaknya yang mulai pintar.

Wajah Evan seketika menjadi ceria, lalu tersenyum bahagia. "Lo emang benar."

"Nah gitu, sono pergi, tunggu apa lagi?"

"Raga, Rian, gue duluan." pamit Evan berlalu begitu saja.

"Iya, hati-hati bawa anak orang Van."

Detik berikutnya, Raga kembali menoleh ke arah Rian yang saat ini masih menatapnya kagum.

"Apa? Ngapain liatin gue gitu? Lo suka sama gue?"

"Najis" Rian terdiam sebentar, sebelum akhirnya menjawab lagi. " Tumben aja lo pintar, apa mungkin karena lo pacaran sama Jessica."

𝐓𝐄𝐑𝐀𝐊𝐇𝐈𝐑 [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang