Siang itu, nampak cerah dan matahari bersinar terang. Evan yang sudah pulang ke rumah, laki-laki itu langsung membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur, tanpa berganti pakaian dulu. Ia juga terdiam menatap langit-langit kamarnya, sambil memikirkan perkataan Raga kepadanya."Gue rasa, pacar lo nanti Kalara."
Evan mengehela nafas panjang, bayang-bayang perkataan Raga kepadanya masih belum bisa menghilang.
"Kalara? Jadi pacar gue?" Evan mengeleng, "nggak mungkin, lagian tadi cuman becanda." Evan meyakinkan dirinya, bahwa taruhan Raga tidak akan mungkin terjadi.
Tak ingin memikirkan lebih panjang, Evan beralih bangkit dari tempat tidur, lalu duduk di kursi meja belajarnya. Karena hari ini ia juga akan berlatih bernyanyi dengan membawakan lagu berbahasa Inggris.
Evan mengambil ponselnya, lalu memutar lagu yang berjudul 'At my worst' Ia begitu antuas bernyanyi sambil mendengarkan lagu yang ia baru saja putar.
Can I call you baby?
Can you be my friend?
Can you be my lover up until the very end?
Let me show you love, oh, I don't pretend
Stick by my side even when the world is givin' in, yeahTerdengar merdu suara Evan bernyanyi, tidak heran cita-cita Evan menjadi penulis lagu terkenal.
Seiring mendengarkan musik, menit demi menit pun berlalu. Tiba-tiba cairan merah keluar dari hidungnya begitu saja.
Tetes demi tetes hinggah melawati bibir Evan. Evan sendiri terlihat biasa-biasa saja. Karena baginya itu sudah hal yang wajar.
Evan kemudian mengambil sebuah tissue dari dalam tasnya, lalu membersihkan darah yang masih mengalir dari hidungnya. Tetap masih sama, darah itu masih tak mau berhenti.
"Kenapa harus sekarang?"
Evan berdiri lalu mengambil sebuah kotak obat dari laci belajarnya, dan ternyata obat yang selama Evan konsumsi telah habis.
Evan menghela nafas berat, merasa hari ini adalah hari yang sial untuknya.
"Sial!" umpatnya, tak berhenti memandang kotak obat Evan yang masih terbuka.
Maka secepatnya, Evan memutuskan untuk pergi ke rumah sakit langganannya.
Evan berlari kedepan agar bisa pergi ke rumah sakit dengan membawa motornya, ia sendiri masih menyumpatkan sebuah tissue di hidungnya.
*****
Saat ini, Evan telah selesai pertemuannya dengan dokter sambil membawa obat yang baru saja di berikan kepadanya oleh dokter tersebut.
Namun, kali ini mimisan Evan akhirnya telah berhenti juga.
Pemuda itu masih sibuk dengan pikirannya sendiri, entah apa yang di pikirkan Evan saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐄𝐑𝐀𝐊𝐇𝐈𝐑 [On-going]
Romance"Kal. Definisi kebahagiaan itu berbeda -beda, dan aku akan bahagia kalau kamu bahagia." 📌𝐺𝑒𝑟𝑖, ᴛᴇʀᴀᴋʜɪʀ (NCT U, NCT 127, NCT Dream, WayV.) ⚠️Warning bukan GENG MOTOR⚠️ "Aku berharap kita sahabat terus ya Ra" Diora langsung memeluk Kalara yang s...