70 - Rahasia

322 33 10
                                    

Cowok itu menoleh, perlahan menatap Evan saksama, dan berubah menjadi ekspresi terkejut sekaligus senang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cowok itu menoleh, perlahan menatap Evan saksama, dan berubah menjadi ekspresi terkejut sekaligus senang.

"Evan, lo ngapain di sini?"

Evan juga sama terkejutnya melihat keberadaan Haludra di cafe ini.  "Haludra."

Senyum Haludra mengembang, "Lo nggak bilang kalau lo mau ke sini."

"Emang itu penting?"

"Penting lah, gila bisa-bisanya lo nggak ngajak gue." oceh Haludra kesal

Evan sangat malas mendengar ocehan Haludra.

Haludra menoleh, menatap gadis di samping Evan yang sedang menyaksikan pertemuan tak di duga mereka. "Siapa?" tanya Haludra bingung, detik berikutnya Haludra tertawa kecil dan baru menyadari sesuatu. "Pacar lo?"

Evan hanya tersenyum kecut, jujur Evan sangat malas bertemu Haludra. Mengapa ia harus bertemu Haludra di saat seperti ini. Padahal hari ini Evan ingin menghabiskan waktunya bersama Kalara.

Haludra bersikap ramah kepada Kalara, lalu tersenyum sembari mengangkat tangan kirinya untuk bersalaman. "Haludra, sahabat Evan dari kecil."

Kalara kemudian berdiri mengulumkan senyum manisnya membalas salaman Haludra. Baru saja ingin membalas membalas salaman Kalara, seketika saja sebuah tangan lain mengambil tangan Haludra cepat, membuat Kalara dan Haludra sedikit terkejut.

"Namanya Kalara, Kalara Khania Ratu." Hal itu dilakukan, karena ia tidak suka seseorang memegang tangan Kalara selain dirinya.

"Oke tenang, gue nggak akan ngambil Kalara," ucap Haludra mengangkat kedua tangannya, dan mengerti maksud Evan.

Tak lama, cowok itu ikut duduk bersama. "Jadi lo berdua udah lama pacaran?"

"Belum lama sih" jawab Kalara malu-malu.

"Selamat, gue doain semoga sampe pelaminan." Perbincangan Haludra dan Kalara nampak sangat dekat, padahal mereka baru saja bertemu.

Di sisi lain, Evan memutar bola matanya malas, Haludra selalu saja mengganggunya di saat penting seperti ini. Ada sedikit kecemburuan juga terhadap Haludra.

"Van lain kali ngomong sama gue kalau mau pergi, apa lagi sama Kalara." Terang Haludra tak malu.

Evan perlahan berbisik ke telinga Haludra. "Jangan mimpi, Kalara punya gue."

"Siapa tahu Kalara bawa temenya yang jomblo."

Evan berdecak pelan. "Ck! Gue nggak peduli, jangan terlalu deket sama Kalara awas lo..." ancam Evan.

"Buset, santai Van, gue juga ganteng dari pada lo."

Mereka yang tengah asik bedebat, membuat Kalara bingung, apa yang sedang mereka bicarakan?

"Kalian bisik-bisik apa sih?" tanya Kalara sambil tersenyum canggung.

"Oh nggak ada, gue sama Evan cuman buat saimbara, kalau lo nggak tahan sama Evan, lo bisa sama gue." canda Haludra.

𝐓𝐄𝐑𝐀𝐊𝐇𝐈𝐑 [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang