62 - Jadian

288 43 12
                                    

Sore yang begitu cerah membawa gadis itu keluar bersama gaun mini dress yang tersurai pada tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sore yang begitu cerah membawa gadis itu keluar bersama gaun mini dress yang tersurai pada tubuhnya. Kalara saat ini berjalan bersama Rika di depan pintu, sembari mengantarkan anaknya.

Rika tersenyum menatap Kalara, bahwa hari ini adalah hari pertama Kalara berjalan bersama pemuda. "Hati-hati perginya sama Evan, jangan pulang kemalaman."

"Iya Bunda" ucap Kalara sekali lagi, untuk menyakinkan sang Bunda bahwa ia akan melakukan apa yang Rika minta

"Yaudah sana pergi"

Kalara hanya mengangguk, lalu berjalan menghampiri Evan yang sudah menunggunya dari tadi di depan gerbang.

"Hati-hati, ya. Pulangnya jangan kemalaman." peringat Rika lagi pada keduanya.

"Iya Bunda"

"Iya Tante, pasti." ucap Evan juga.

"Jaga Kalara, Tante mau memasak dulu."

Rika yang sudah memasuki rumah, di sisi lain, Evan membukakan pintu mobil dengan lebar, agar Kalara bisa masuk dengan mudah.

"Silahkan masuk Tuan Putri" ucap Evan mempersilahkan Kalara masuk ke dalam mobil.

Kalara membalas dengan senyuman, ia tak menduga dengan sikap Evan yang begitu perhatian kepadanya. "Makasih pangeran."

Evan justru tersenyum kecil dengan nama panggilan itu, nama pangeran, hmmm sangat unik.

***
Di perjalanan, Kalara hanya bisa diam, tidak banyak mengobrol, jujur ia sangat canggung saat ini bersama Evan.

"Jadi nama gue sekarang pangeran?" tanya Evan, memecah keheningan.

"Iya, pangeran kodok."

Evan tertawa kecil, dengan nama barunya kali ini. "Iya soalnya lebih cocok, pangeran sama Tuan Putri."

Kalara dibuat terdiam, dalam hati gadis itu dengan tersenyum mendengar kalimat Evan.

"Kalara...."panggil Evan lirih.

Kalara menoleh."Iya?"

"Lo cantik," puji Evan, yang masih fokus menyetir.

"A-aku? Cantik?" tanya Kalara memastikan tentang ucapan Evan barusan.

"Iya cantik"

Gadis itu terkekeh kecil. "Biasa aja"

"Cantik banget, kayak..."

"Kayak apa?"

Evan kembali menatap Kalara dalam, dan berpikir sejenak."Kayak mama aku"

Seketika pipi Kalara menjadi memerah karena pujian Evan kepadanya, senyum gadis itu semakin melebar.

"Senyum aja Kal, soalnya lebih cantik."

Kalara dapat merasakan hatinya berdetak kencang Karena Evan yang terus memujinya cantik. "Makasih lagi."

𝐓𝐄𝐑𝐀𝐊𝐇𝐈𝐑 [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang