35 - Persamaan

331 57 23
                                    

"Gue mohon ya Kal, apakah perlu gue berlutut biar lo mau?" Raga memohon lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Gue mohon ya Kal, apakah perlu gue berlutut biar lo mau?" Raga memohon lagi

"Nggak usah Raga, ngapain berlutut?"

"Yaudah, lo harus bantu gue sekarang!"

"I-iyah" tanpa pikir panjang Kalara hanya mengiyakan saja.

Setelah mau menolong Raga, Kalara berjalan ke arah mobil Raga, dan mau membujuk Adik Raga, agar mau pergi mencabut giginya.

"Yallah, semoga berhasil, gue nggak mau uang jajan gue di potong..." Raga berdoa lirih.

Kalara mendapati Fanya, dan memang bocah itu masih belum ingin turun dari mobil.

Kalara membuka pintu mobil "Hay!" Sapa Kalara tersenyum menatap anak kecil itu.

Tampak Fanya masih terlihat lebih sehabis menangis karena ia tidak mau untuk mencabut giginya.

"Kakak siapa?" tanya Fanya setelah menghapus air matanya.

Kalara tersenyum "oh, aku Kalara, panggil aja Kalara, temennya Kakak kamu disana?" Kalara menujuk ke arah Raga.

"Wah malah nunjuk si Kalara," Raga berdeham sebentar "hmm rencana Kalara apa ya selanjutnya?" tanya Raga pada dirinya sendiri.

Gadis kecil itu menggeleng "aku nggak bisa panggil Kakak pake nama, kata ibu yang tua harus panggil Kakak."

"Yaudah panggil aja Kakak, Kakak juga nggak keberatan." Kalara masih berusaha tersenyum.

"Oh iya, kok kamu nggak mau pergi cabut gigi?" tanya Kalara pada intinya.

Fanya megeleng lagi " nggak mau, sakit!" jawab Fanya dengan jawaban yang masih sama.

"Nggak sakit kok," jawab Kalara.

"Kakak tau darimana?"

"Karena Kakak pernah di cabutin juga gigi Kakak" ucap Kalara berusaha menjelaskan, bahwa mencabut gigi tidak sepenuhnya sakit.

"Tau nggak Peri gigi?" tanya Kalara.

Fanya mengeleng, "nggak."

"Katanya, kalau udah cabut gigi, terus gigi kamu taruh di bantal sebelum tidur, nanti tengah malamnya peri Gigi bakal ambil gigi kamu."

"Tapi sebelum mau simpan, jangan lupa buat keinginan," Kalara berusaha menjelaskan dengan lirih dan pelan kepada anak kecil itu yang masih terdiam di dalam mobil.

"Apapun keinginan aku, pasti bakal di kabulin?" tanya Fanya begitu seksama mendengarkan ceritanya.

"Iya, jadi gimana? Mau ikut Kakak nggak cabut gigi sama-sama." Bujuk Kalara.

Fanya tersenyum senang "mau!"

"Yuk, kita pergi sekarang" Kalara mengeluarkan Fanya dari mobil, lalu menggendongnya masuk ke dalam klinik.

𝐓𝐄𝐑𝐀𝐊𝐇𝐈𝐑 [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang