79 - Janji dan cinta⚠️

243 24 1
                                    


Untuk pembaca, bagi yang belum 18 tahun ke atas, jangan dibaca, menyimpan sedikit hal kedewasaan di cerita ini.

Harap, jangan dibaca, saya nggak akan suruh bijak dalam membaca, tapi yang belum berumur 18 tahun ke atas, saya melarang itu! Mohon perhatiannya. Terima kasih⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️

Sebuah mobil merek BMW X7, dan satu motor Kawasaki, datang secara bersamaan, di depan gerbang rumah Kalara berada.

"Pak, aku masuk dulu, Pak Fikri pulang aja duluan," ucap Ina seraya mengambil tas lalu memakainya.

"Tapi Non, kalau nyonya tanya gimana? Kasian Non Ina nanti dimarahin lagi, apa lagi saya."

"Pak, nggak apa-apa, bantuin aku dulu, cariin alasan tapi jangan bilang aku perginya sama Rian."

"Kalau itu mah, saya tahu, tapi tetap saja nyonya bakal tanyain tentang Non perginya kemana karena lama."

Ina berpikir, gadis itu juga sesekali mengetuk dagunya. "Gini deh pak, bilang aja aku ikut belajar bareng temenku, inget aja nama temenku Cintya oke Pak."

Pria yang lumayan tua itu mengangguk setuju, sepertinya alasan itu akan cukup berhasil. "Oke lah, jam berapa saya datang jemputnya?"

"Nggak usah Pak, nanti dianterin Rian."

Pria tua itu memandang Ina dari kaca ragu-ragu. "Non serius?"

Ina menghela nafas lalu menghembuskan pelan. "Iya pak."

"Yaudah Non, kalau nggak jadi, Non bisa telfon saya, 24 jam aktif, nonstop."

Ina tersenyum nada pak Fikri yang begitu semangat untuk membantunya. "Oke deh pak, makasih, saya pergi dulu."

Mobil yang di naiki Ina akhirnya pergi. Ina yang akan berjalan masuk, langkahnya terhenti, melihat gadis yang ikut masuk bersamanya juga. Mereka menatap satu sama lain, mengingat seperti pernah bertemu.

Cewek ini kan, waktu di toko kue tadi.

"Lo yang di toko kue tadi ya?" tanya Jessica memecah keheningan.

"Iya, dan lo pacarnya Raga?" tanya Ina yang sudah mengetahui.

Jessica tersenyum dan bingung, bagaimana dia tahu kalau dia berpacaran dengan Raga. "Dari mana lo tahu?" tanya Jessica.

"Gue pacaran sama Rian, jelas gue tahu Raga."

Jessica tertawa kecil, dan sudah mengerti sekarang maksud ucapan Ina. Ini pertama kalinya Jessica dan Ina bertemu, biasanya Raga akan menceritakan tentang Jessica. Begitupun juga Rian, namun Rian tidak terlalu terbuka tentang hubungannya.

"Oh oke, lo ngapain di sini?"

"Ketemu Rian," jawab Ina santai.

Jessica tergelak, gadis itu tak bisa diam, kadang Ina berpikir apakah dia sudah gila? Tiba-tiba tertawa. Yah sifat Jessica memang seperti itu.

"Gue mau ketemu Raga, sebenarnya gue buntutin dia datang ke sini."

Wah, sama dong kayak gue.

"Lo juga ya, buntutin Rian?" Jessica menebak. Wajah Ina berubah bingung dan tertawa kecil.

"Gue, yah en- nggak lah." elak Ina.

Jessica mengangguk paham. "yaudah, bareng sama gue, kita panggil Rian sama Raga."

Lalu keduanya berjalan ke depan rumah Kalara, sampainya Ina memencet tombol bell.

"Assalamualaikum.

Lagi Ina memencet, dan masih belum ada jawaban.

𝐓𝐄𝐑𝐀𝐊𝐇𝐈𝐑 [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang