58 - Persahabatan

280 37 16
                                    

"Kak Iqbal, tolong buka hati kak Iqbal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kak Iqbal, tolong buka hati kak Iqbal." Gadis itu terdiam beberapa saat sebelum akhirnya membuka suara lagi. "Aku suka sama Kak Iqbal."

Iqbal tertegun menatap Kinan yang tiba-tiba mengungkapkan perasaannya.

Kinan sedikit menunduk tanpa menatap Iqbal. "Aku suka sama kak Iqbal udah dari dulu, di saat Kak Iqbal nggak sengaja nemuin hp aku, di saat itu juga aku udah suka sama Kak Iqbal pertama kali."

"Kak Iqbal aku...'

"Gue nggak bisa" potong Iqbal cepat, Kinan langsung menatap Iqbal dengan wajah terkejut dan tak percaya.

"Jangan suka gue Kin, dan berhenti untuk suka gue!" ucap Iqbal dengan cara bicara yang berubah, mata Iqbal menatap Kinan serius kali ini.

Kinan tercengang mendapat jawaban dari Iqbal secara langsung yang menyuruhnya berhenti untuk suka Kepadanya.

"Kenapa?" tanya Kinan sendu menatap Iqbal.

"Lo udah tau tentang Cindy, dan lo masih tanya kenapa?"

"Tapi setidaknya, kak Iqbal buka hati untuk aku dulu."

Iqbal memejamkan matanya beberapa saat, lalu kembali menatap Kinan. "Tetep gue nggak bisa, gue nggak bisa jadi pacar lo, pada akhirnya lo hanya pelarian gue nantinya Kinan, apa lagi gue nggak bisa lupain Cindy " Jelas Iqbal yang sebenarnya.

"Gue bukan cowok yang baik untuk lo, berhenti suka sama gue."

"Gue hanya ngangep lo sebagai gue adek gue sendiri, nggak lebih." Iqbal tertawa kecil. "Karena gue nggak pantes dapat cinta lo."

Iqbal yang berbalik, Kinan cepat berlari ke arahnya lalu memeluknya erat, Iqbal sedikit terkejut dengan sikap Kinan yang secara tiba-tiba. "Kin lepasin gue!" suruh Iqbal memaksa.

"Aku nggak apa-apa kalau cuman dijadiin pelarian, perlahan-lahan kak Iqbal pasti bisa buka hati untuk aku..." ucap Kinan lirih masih memeluk tubuh Iqbal dari belakang.

Iqbal melepaskan pelukan Kinan, ia berbalik lalu menatap sedih Kinan. " Gue nggak mau orang yang cintai pergi lagi, dan apa lagi itu lo Kin."

"Gue nggak bisa buat suka sama lo, dan berhenti suka sama gue, karena bukan cowok yang baik." jelas Iqbal lagi, ia tidak bisa menerima gadis lain dalam hidupnya, susah untuk Iqbal.

"Kalau aku nggak bisa?"

"Lo harus bisa Kin"

Di saat itu juga, Iqbal keluar dari kamar, Iqbal berpikir sudah ia harus menenangkan dirinya dulu.

"Kak Iqbal mau ke mana?" tanya Kalara yang baru saja keluar dari kamar.

"Ke rumah Bima, gue cepat pulangnya, jangan di kunci."

Kalara mengangguk. "Iya kak."

Setelah kepergian Iqbal, Kinan keluar dengan wajah lesuh tak berdaya, seakan akan dunianya runtuh mengingat kembali perkataan Iqbal barusan.

𝐓𝐄𝐑𝐀𝐊𝐇𝐈𝐑 [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang