72 - Rasa Cinta

225 27 8
                                    

Matahari mulai bersembunyi karena bulan akan datang, menenangkan pikiran dan jiwa yang kerap mengharap atas kebahagiaan yang akan tiba di waktu terbaiknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari mulai bersembunyi karena bulan akan datang, menenangkan pikiran dan jiwa yang kerap mengharap atas kebahagiaan yang akan tiba di waktu terbaiknya.

Kini, sebuah mobil terparkir di depan halaman rumah. Pintu mobil terbuka, menampakkan seseorang dengan tangan yang menggenggam. Sebuh handphone baru.

Ia menoleh ke kiri, setelah menutup pintu mobil. "Ma, hape lama aku mana?"

"Udah Mama buang." jawaban Rana membuat Evan kaget tak terima.

"Kenapa?" tanya Evan menautkan keningnya.

"Lagian hape kamu udah rusak untuk apa masih disimpan?" Begitulah jawaban Rana dengan santainya.

Evan sedikit berdecak kesal. "Ma, itukan hp kesayangan aku, kenapa harus dibuang?" tanya Evan.

Rana menghela nafas pelan. "Evan, Mama kan udah beliin yang baru, masa nyimpen hape yang udah rusak, layarnya juga udah retak."

Dan kini Evan mengelah napas berat. "Tapi, Ma. Hape aku yang lama, banyak foto-fotonya Kalara di situ." Evan masih saja mengingat tentang Kalara, tanpa dia ketahui Kalara saat ini sedang mengkhawatirkannya.

"Minta lagi aja foto Kalara, kalau pun disimpan, percuma hape kamu tetap nggak akan nyala." Rana kembali berujar. 

"Ma, tapi kan ...."

"Pake aja yang Mama beliin tadi," ucap Haris, yang datang sembari membawa koper berisi pakaian.

Pada akhirnya Evan mengangguk pasrah, dan tidak lagi membantah, karena sekarang dia berhadapan dengan Haris.
"Iya, Pa."

Cowok itu pun beranjak dari tempatnya, untuk mencari jaringan.

"Evan, mau kemana sayang?" tanya Rana, melihat Evan berjalan pergi.

"Ke depan. Di sini nggak ada jaringan," jawab Evan.

"Iya, ke sana dulu."

Cowok itu berjalan pergi ke depan, untuk mencari jaringan, sesekali ia juga mengoyangkan ponsel itu, terlihat kesal. "Sial, coba aja hape gue nggak rusak, udah lama gue kabarin Kalara sampai sekarang."

Namun di saat-saat, cowok itu menghela nafas berat, ia berharap Kalara tidak marah kepadanya. "Semoga aja Kalara nggak marah sama gue,  karena udah dua hari ini gue nggak kasih dia kabar."

Gara-gara handphone-nya rusak, Evan tidak bisa memberikan kabar dan mengirimkan pesan kepada Kalara.

Evan terus mencoba mencari jaringan, sampai keluar gerbang rumah. "Padahal hape baru, kenapa malah nggak ada jaringannya."

Di raut wajahnya, ada rasa khawatir juga takut, dia berharap Kalara mau memaafkannya nanti. Jujur, Evan sedang berusaha keras saat ini memberikan kabar kepada Kalara.

Gara-gara hape sialan itu, membuat Evan frustasi saja.

"Arghh!" Cowok itu mengusap rambutnya dengan kasar frustasi karena jaringan tidak ada.

𝐓𝐄𝐑𝐀𝐊𝐇𝐈𝐑 [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang