81 - Berantakan

150 13 0
                                    

Satu minggu telah berlalu, pagi yang seperti biasa, cerah menghidupkan suasana yang kian semakin indah dalam hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Satu minggu telah berlalu, pagi yang seperti biasa, cerah menghidupkan suasana yang kian semakin indah dalam hati. Namun tidak semua hari hari itu akan terus menjadi indah, jika saja mereka bisa menahan Raga untuk tidak pergi dari sekolah, mungkin Raga masih ada sampai sekarang.

Kepedihan, kerinduan, dan kebersamaan yang dulu, mulai suram dan hilang semenjak Raga tidak ada. Ya setelah perkelahian Rian dan Raga waktu itu, sudah satu minggu lamanya Raga tidak ke sekolah.

"Kayaknya Raga hari ini nggak akan ke sekolah Evan." Kalara memandang Evan ragu, mereka saat ini berjalan bersama untuk ke kelas.

"Iya, sepertinya tapi kita berdoa aja."

Keduanya berjalan memasuki kelas bersama, di dalam sudah ada Aldi, Kinan termasuk beberapa murid lainnya. Namun Rian hari ini tidak keliatan, biasanya Rian akan pergi sekolah pagi-pagi sekali.

"Raga masih belum datang?" Kinan berjalan mendekati keduanya. Wajah Kalara juga tidak bisa berbohong, sedih dan kasihan apa yang sudah terjadi kepada Raga.

"Masih belum Kin"

"Gue kemarin sempat chat Raga, tapi belum respon, centang dua aja nggak." Aldi bersuara, laki-laki itu duduk di meja tak jauh Kinan berada.

"Sama gue juga, telfon gue aja nggak pernah di angkat, apa lagi chat gue."

Aldi berdeham, berputar dua kali, lalu berhenti memandang Evan, Kinan, dan Kalara. "Mungkin aja..."

"Mungkin apa?" tanya semuanya kepada Aldi.

"Mungkin Raga masih marah sama Rian, karena waktu itu mereka berantem."

Evan mengeleng pelan, tidak setuju pendapat Aldi. "itu nggak mungkin terjadi, Raga sama Rian sahabat, mereka nggak mungkin marah cuman hanya sepele gitu."

"Tapi gue rasa, Raga lagi ada masalah lain."Evan membuka suara setelah terdiam sesaat, di saat mereka juga menatap Evan heran.

"Kalau ada masalah lain, seharusnya dia cerita sama kita? Kenapa malah dipendam gitu. Emang dia nggak anggap kita temannya?" tanya Kinan tak terima, dengan sikap Raga.

"Lo salah, tapi Raga emang nggak bisa libatin kita dalam masalah pribadinya, Raga butuh waktu."

Di saat orang lain salah sangka terhadap Raga, Evan justru memikirkan bahwa Raga punya masalah lain. Evan tahu, Raga sangat membutuhkan seorang teman saat ini.

Kinan berdecak. "Beberapa hari ini, Jessica juga lagi nyari Raga, dan masih belum ada kabar katanya."

Wajah Kinan terkejut. "Pacarnya Raga?"

Evan mengangguk. "Iya, Jessica juga khawatir selama seminggu ini."

Drtt dtttt

Ponsel Evan berbunyi.

"Bentar ada yang nelfon"

Evan kemudian mengambil ponsel dari saku celananya untuk memeriksa siapa yang menelfon. Melihat nama yang tertera di panggilan, Evan terkejut. Membuat yang lainnya ikut bertanya-tanya juga memasang Evan.

𝐓𝐄𝐑𝐀𝐊𝐇𝐈𝐑 [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang