6 - Dia ternyata Evan

787 127 12
                                    

"ABDULL!!" panggil Raga dengan suara lantang memasuki kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"ABDULL!!" panggil Raga dengan suara lantang memasuki kelas.

"ABDUL!"

"Oh...ABDULL!"

plak!

Raga dipukul di bagian lengannya, oleh seorang mahasiswi yang satu kelas dengan Raga.

"Berisik lo!" ucapnya kesal kepada Raga yang terus memanggil nama Abdul. Masih dalam pertanyaan Abdul siapa dah?

"Kenapa sih lo?"

"Gue lagi cari Abdul!"

"Abdul? Siapa Abdul?" tanya gadis itu

"Lo satu kelas sama gue kan?"

"Iya"

"Dan itu udah dua tahun kan?" tanya Raga lagi

"Iya, terus kenapa?"

"Masa nama Abdul aja lo nggak tau sih?"

"Emang dia siapa?"

Raga yang baru saja ingin menjelaskan siapa Abdul, orang yang dicari Raga akhirnya datang memasuki kelas.

"Nah ini dia si Abdul" ucap Raga mendekati Rian.

"Woy ABDUL!" panggil Raga lebih dekat lagi.

Di satu sisi, Rian menahan rasa malu, mengapa Raga menyebutkan nama Abdul.

"Anjir lo" kesal Rian kepada Raga karena menyebutkan nama Abdul.

"Emang kenapa Abdul? kan kita udah terbiasa, and santai aja," ucap Raga santai.

Selidik punya selidik, ternyata nama Abdul adalah nama bapaknya Rian. Kocak bener, Rian dan Raga memang seperti itu, absurd nya minta ampun, apa lagi Raga kalau datang gila nya bisa bisa jadi perang dalam dunia Shinobi.

"Lo bisa nggak, nggak usah sebut nama bokap gue."

"Lo harus beryukur gue manggil nama bapak lo, karena nama bapak lo itu athestic Yan."

Rian menggeleng pelan mendengar jawaban Raga, pantas saja Kinan tidak mau berurusan dengan Raga yang super gila nya.

"Emang Jamal nggak aethestic?"

"Nah...itu gue nggak tau" heran Raga dengan pikirannya sendiri.

****

Kalara yang sedang mengantarkan Evan untuk ke kelas, akhirnya mereka tiba.

"Nah ini kelas kita, kelas baru kamu juga," ucap Kalara mempersembahkan kelas baru Evan.

Evan memperhatikan dengan wajah tersenyum, sudah terlihat jelas Evan sangat menyukai pemandangan sekolah baru, dan kelas barunya.

"Semoga kamu nyaman ya disini" ucap Kalara bahagia menyambut Evan.

"Iya, pasti. thanks ya," Evan merasa bahagia.

𝐓𝐄𝐑𝐀𝐊𝐇𝐈𝐑 [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang