67 - Iya aku janji

239 32 5
                                    

Sudah 10 menit shower menyala mengguyur rambut pemuda itu, sampai akhirnya ia mematikan shower tersebut lalu mengambil handuk yang tergantung tak jauh dari tempatnya berada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah 10 menit shower menyala mengguyur rambut pemuda itu, sampai akhirnya ia mematikan shower tersebut lalu mengambil handuk yang tergantung tak jauh dari tempatnya berada.

Kini, Evan sudah selesai mandi, ia kemudian berjalan dengan baju hitam yang ia pakai saat ini, tak lupa handuk yang dipakai untuk mengeringkan rambutnya.

Evan yang di awal sedang sibuk mengosok-gosok rambutnya memakai handuk, tiba-tiba ia teringat tentang Kalara yang sedih karena bonekanya hilang pada waktu itu.

"Gue baru inget, boneka Kalara hilang, gue juga udah janji mau beliin boneka."

Evan memutuskan untuk membelikan boneka untuk Kalara, cowok itu berjalan mengambil ponsel dari atas kasurnya, tampaknya Evan akan menelpon seseorang, yang pasti bukan Rian dan Raga.

Tak berselang lama, Evan yang sedang menelpon, akhirnya di jawab. "Halo"

"Halo, wih tumben lo telfon gue, kirain udah lupain gue," itu suara Haludra sahabat Evan dari kecil waktu ia pindah, masih ingat bukan?

"Nggak semudah itu gue lupain sahabat gue dari kecil," ucap Evan juga tidak bisa terima.

"Siapa tahu, kalau gitu, ada apa telpon gue?" tanya Haludra.

"Gue mau tanya, lo tahu dimana toko boneka yang biasa di jual di Jakarta?"

"Kenapa lo tanya ke gue?"

Evan mengelah nafas pelan." Lo kan udah lama di Jakarta, mungkin aja lo tahu dimana biasanya toko boneka."

Kali ini Haludra mulai mencurigai Evan. "Lah iya juga sih, emang untuk siapa?"

"Ada" jawab Evan.

"Siapa? Kalara?" tanya Haludra memastikan.

Karena Haludra yang terus bertanya, Evan pun terpaksa menjawab. "Iya"

Haludra terkejut. "Lo, lo seriusan? Jadi lo udah pacaran sama Kalara?"

"Iya gue udah pacaran sama Kalara."

Haludra tersenyum untuk Evan. "Wih, bagus dong, terus kenapa lo nggak bilang sama gue? padahal gue sahabat lo sendiri." Kesal Haludra Evan yang tidak memberitahu Kepadanya. Toh dia juga sahabatnya Evan.

"Rencananya gue mau bilang pas ketemu, soalnya gue takut lo mau jadi pelakor." Evan tersenyum mengejek.

Haludra berdecak kesal. "Ck! Gini-gini tanpa gue deketin Kalara, Kalara yang deketin gue."

"Tapi sayangnya Kalara nggak akan milih lo" Evan tak mau kalah.

"Lo masih inget? 'Tiba-tiba cinta datang'?" tanya Haludra dengan pertanyaan Evan yang dulu.

"Tapi gue berani taruhan, Kalara nggak mau sama lo."

Haludra tertawa kecil, "Iya iya gue paham, lagian becanda Van, oh iya lo tadi tanya apa?"

𝐓𝐄𝐑𝐀𝐊𝐇𝐈𝐑 [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang