71 - Hilang kabar

297 32 12
                                    

Sinar pagi yang membawa kehangatan di dalamnya, bersamaan dengan dedaunan yang jatuh termakan usia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sinar pagi yang membawa kehangatan di dalamnya, bersamaan dengan dedaunan yang jatuh termakan usia. Kini gadis itu nampak sudah bersiap-siap dengan seragam sekolahnya, Kalara mengunyah roti sedikit lebih cepat, agar ia tak terlambat, apa lagi Kalara sangat membenci dihukum.

"Kalara Evan nggak datang hari ini?" tanya Rika yang sudah menunggu, biasanya Evan akan datang jemput Kalara lalu pergi bersama ke sekolah.

"Aku nggak tahu Bunda, kayaknya Evan sibuk." jawab Kalara tak ambil pusing, mengingat ia sedang terburu-buru saat ini.

Tak lama gadis itu kemudian berdiri, lalu memapah tasnya."Bunda, aku ke sekolah dulu, Kak Iqbal udah nunggu aku di luar."

"Iya sayang, hati-hati." pesan Rika.

Sampainya, Kalara disambut dengan tingkah Iqbal yang menatapnya heran. "Kenapa?'

"Mana pacar lo?" tanya Iqbal.

"Sibuk" jawab Kalara singkat, dan santai.

"Evan sibuk? Bukanya..."

"Udah lah Kak, kita berangkat sekarang." gerutu gadis itu tak suka dengan pembahasan kali ini, memangnya salah kalau Evan tidak datang jemputnya sehari saja?

***

Gadis itu menundukkan kepalanya setara dengan kaca mobil. "Kak, aku masuk dulu." pamit Kalara.

"Iya, jangan lupa kalau nggak ada Evan anterin lo, telfon gue aja." Iqbal memperingatkan, ia tidak mau jika harus adiknya menunggu lama.

"Evan datang, kok." ucap gadis itu percaya diri, namun ada sesuatu yang menjangal dalam hatinya. Ada perasaan yang tiba-tiba takut tapi ia tidak tau apa itu. Kalara percaya, ia harus tetap santai melewati hari ini.

Iqbal mengangguk mengerti, dengan wajah sedikit tak percaya, iya Iqbal juga tau seperti biasanya Evan akan datang jemput adiknya itu." Oke, semangat belajarnya Kal!" Iqbal memberikan semangat untuk Kalara dengan senyuman lebar.

"Iya Kak, pasti!"

Setelah kepergian Iqbal, gadis itu sedikit dikejutkan kedatangan Kinan dari parkiran siswa, karena Kinan juga baru sampai.

"Kinan"

"Kal, itu Kak Iqbal yang anterin lo?" tanya Kinan.

"Iya, Kinan."

Kinan mengangguk mengerti, "Emang Evan mana? Tumben nggak jemput lo pergi ke sekolah, biasanya selalu Evan." tanya Kinan, bola matanya berputar jengah.

Kalara mengeleng pelan,  "Aku nggak tahu Kinan, kayaknya Evan sibuk makanya nggak datang jemput aku pergi ke sekolah," jawab Kalara.

Dengan wajah ragu-ragu, "Mungkin."

Tiba-tiba saja, Kinan mengingat tentang ia telfonan bersama Diora.
"Oh iya, lo harus tahu, kemarin malam gue habis telfonan sama Diora."

𝐓𝐄𝐑𝐀𝐊𝐇𝐈𝐑 [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang