21 - Perbandingan

312 59 12
                                    

Di sepanjang perjalanan, Evan dan Diora masih terdiam tanpa ada yang memulai percakapan terlebih dahulu, bahkan bilang mau memaafkan Evan saja masih belum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di sepanjang perjalanan, Evan dan Diora masih terdiam tanpa ada yang memulai percakapan terlebih dahulu, bahkan bilang mau memaafkan Evan saja masih belum.

Diora sendiri masih fokus memainkan ponsel, ia juga sesekali tersenyum. Entah siapa yang memberikan pesan kepadanya, namun sudah bisa di tebak itu adalah Jeffrey.

"Ra" panggil Evan tiba-tiba

"Diora..."

Diora menatap kesal ke arah Evan "Apa?" jawab Diora dengan nada ketus

"Turun yuk," ajak Evan yang sudah dari tadi berhenti di depan sebuah taman hiburan.

Diora berbalik ke arah jendela mobil, dengan wajah terkejut.

"Kita mau ke taman hiburan?" tanya Diora sambil menunjuk ke arah taman.

"Iya Ra," jawab Evan.

"Ngapain?"

"Biar nggak bosen, mending kita luangin waktu buat ke taman hiburan." jawab Evan semangat menatap tersenyum Diora.

"Tapi panas Evan!" Keluh Diora dengan cuaca yang baginya sangat panas.

"Lagian itu untuk anak-anak, ngapain kita harus kesana juga?"

Evan mengehela nafas, Diora harus mengerti, taman hiburan bukan hanya untuk anak-anak melainkan untuk semua orang, dan itu tidak memandang umur.

"Ra, taman hiburan ini nggak memandang umur, tapi kalau menantang adrenalin anak anak baru ga di perbolehkan, termasuk orang dewasa, itu tergantung juga dari penyakit apa yang dia punya." Jelas Evan lebih tahu banyak.

"Tapi gue males Evan, panas tahu!" kukuh Diora, ia tidak suka dengan cuaca yang membuat kulitnya menjadi hitam.

"Ra, sekali aja" mohon Evan

"Ra..."

Diora hanya akhirnya mau walaupun terpaksa, karena Evan memohon.

"Oke, gue mau tapi jangan buat gue kepanasan."

"Iya Ra, gue janji." balas Evan

*****

Evan dan Diora berjalan masuk sebuah taman hiburan, di sisi lain Diora merasa kepanasan. Namun tidak bagi Evan, ia begitu antusias untuk membawa Diora untuk merasakan seru nya di taman hiburan.

Laki-laki itu membawa gebetannya dimana mereka dulu sempat pernah bermain di taman hiburan juga waktu kecil.

"Main itu yuk?" Evan menunjuk ke arah pistol mainan, jika mengenai sasaran, maka Evan akan memenangkan sebuah boneka beruang kecil.

"Ih nggak usah, ngapain? Kayak anak kecil tahu nggak!" Kesal Diora dengan sikap Evan yang tidak pernah mau berpikir dewasa, karena ia masih saja bermain permainan anak-anak.

"Ra, sesekali, lagian bonekanya cantik."

Diora tersenyum meremehkan Evan yang tidak akan bisa mengenai sasaran. "Emang lo bisa?" tanya Diora.

𝐓𝐄𝐑𝐀𝐊𝐇𝐈𝐑 [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang