76 - Kelalaian

207 23 4
                                    

Setelah kepergian Karina, Raga juga memutuskan untuk pergi menghampiri kedua temannya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah kepergian Karina, Raga juga memutuskan untuk pergi menghampiri kedua temannya itu. Entah apa yang sedang mereka lakukan sekarang, Raga berharap, Evan dan Rian tidak kesulitan membuat kue ulang tahun. Tapi Raga menyimpan kekhawatiran, berpikir kedua temannya itu akan membuat kesalahan.

"Anjir, gue udah lama ninggalin tuh berdua bocah, moga aja kagak kesulitan." Raga berjalan menuruni, berpikir dengan rasa khawatirnya. Tentang Karina tadi, Raga tentu harus melupakan masalah itu, karena yang paling penting saat ini adalah ulang tahun Kalara.

Raga termangu memandang keduanya, jujur dia sangat terkejut, melihat Evan yang begitu dekat terhadap Rian saat ini.

"Van, mata gue kemasukan tepung, coba lo niup yang pelan," Evan mengangguk, dan menuruti suruhan Rian.

Serasa ada yang menjiprat, Rian berdecak. "Jangan ke dengan air ludah lu juga kali Van!"

"Gue udah berusaha Yan."

Raga berjalan mendekati keduanya masuk ke dalam dapur. "Wah, gue nggak nyangka bisa melihat pemandangan yang sangat indah ini."

"Bacot lo Raga, gue sesangara karena lo!"

"Kok gue?" tanya Raga bingung.

"Seharusnya ini tugas lo, bukan gue!" ketus Rian menatap Raga kesal.

"Yaelah gitu doang, udah lah sini gue bantu biar lebih cepat."

Ketiga cowok itu kembali melanjutkan untuk membuat kue ulang tahun. Lelah, terkadang mereka juga sangat kesulitan, bukan berarti mereka akan menyerah begitu saja. Hinga tak di rasa mereka akhirnya selesai juga.

Kue adonan yang sudah dimasukan ke dalam oven, Raga bersama Rian dan Evan saat ini sedang membersihkan dapur yang sudah berserakan, dimana tepung berceceran, mentega yang jatuh di lantai, ada juga piring dan garpu tidak sesuai tempatnya. Itulah ada gunanya usaha bersama.

"Akhirnya selesai juga, jadi kita tinggal nunggu kuenya matang."

Rian sendiri menoleh, setelah mengelap meja dapur. "Yoi, semoga aja Kalara suka."

"Jelas pacar gue suka, orang gue yang bikin."

Raga berdecak. "Inget Van, yang bikin kita bertiga." Raga tidak akan tinggal diam jika namanya tidak disebutkan. Ayoklah ini adalah hasil kerja sama.

Evan tergelak sesaat. "iya, thanks udah bantu gue, Raga Rian. " Evan tersenyum, dan beruntung Evan mengenal kedua temannya itu.

"Sama-sama Van."

Evan terdiam, tidak melakukan aktivitas yang tadi sedang mengatur piring. "Lo kenapa?" tanya Raga, melihat itu Rian juga bingung ada apa dengan Evan.

"Raga, tolilet lo dimana?"

"Lo jalan aja terus ke belakang, samping kiri di situ toiletnya."

"Thanks Raga, gue pergi dulu." ucap Evan lalu beranjak begitu saja meninggalkan mereka begitu saja.

𝐓𝐄𝐑𝐀𝐊𝐇𝐈𝐑 [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang