"Resta," panggil Alya.
"Apa?" sahut Resta yang sedang memasukan alat tulisnya ke dalam tas.
"Gue nginep dirumah lo boleh gak?"
Resta menatap Alya dengan menautkan alisnya. "Tumben, lo ada masalah Al? atau-"
"Ih, gue cuma kangen sama lo Resta," potong Alya, gadis itu menghela napasnya pelan lalu melanjutkan perkataannya. "Kita udah jarang main bareng loh, kita juga jarang ngobrol disekolah kayak ada yang ngehalangin kita gitu."
Resta memutar bola matanya malas. "Gimana kita mau ada waktu sedangkan lo aja ngurusin si ketos terus."
"Mana ada Resta!"
"Iya Alya, lo yang gak ada waktu buat gue karena sibuk ngejar-ngejar si anak curut itu."
Alya menekuk wajahnya. "Ih, yaudah maaf Resta gue janji deh bakalan lebih banyak waktu buat lo."
Resta menggendong tas sekolahnya kemudian berdiri diikuti oleh Alya.
"Ya terserah lo, gue cuma minta nilai lo lebih baik dari sebelumnya, gue kasian sama otak lo yang pinter itu gak dipake," ujar Resta.
Alya tersenyum lalu menggandeng lengan Resta mengajak gadis itu berjalan menuju parkiran bersama.
"Iya deh lo bawel banget udah kayak nyokap gue aja," balas Alya.
"Lo itu udah kayak adik bagi gue."
"Dih males ah punya kakak yang galak kayak lo, pelit pula."
Pletak
Resta menyentil kening Alya.
"Galak juga gue sayang!"
"Sakit Res, astaga lo bener-bener kayak emak-emak," rutuk Alya.
Seperti biasa diparkiran sudah ada Ilham yang menunggu Alya dengan motor maticnya, namun ada yang berbeda kali ini karena Gery juga ikut ada disana dengan motor besarnya.
"Kok ada Gery?"
Alya tersenyum, ini adalah salah satu janji Alya pada Gery waktu itu, dia akan mempermudah jalan cowok itu untuk dekat dengan sahabatnya.
"Buat anterin lo Res, gak bosen apa pulang naik bus terus?"
Resta mendengus, sahabatnya ini memang menyebalkan padahal dia ingin sekali menjauh dari Gery karena dia takut kecewa jika menyukai cowok itu.
"Males ah gue naik bus aja ya," ujar Resta.
Cewek cantik itu hendak kabur namun tangannya diapit kuat oleh Alya yang sedang nyengir padanya. "Jangan dong, sekali ini aja Res lagian si Gery baik kok."
"Baik, tapi gue gak mau!"
"Coba aja dulu siapa tahu nyaman."
"Lo kira dia sepatu?" kesal Resta.
Alya tidak mengindahkan ucapan sahabatnya, dia langsung membawa Resta kehadapan Gery.
"Sorry ya lama nunggu," ujar Alya.
Ilham hanya menatap Alya datar lalu memberikan helm warna pink bermotif hello kitty padanya. Helm itu Ilham yang beli lantaran Alya yang merengek seperti anak kecil, dan dengan kejamnya gadis itu mengancam Ilham bahwa dia akan melaporkan bahwa nilai Alya itu turun karena suruhan Ilham. Jika itu terjadi bagaimana reputasinya nanti? jadi lebih baik Ilham menurut saja.
Wajah Gery berseri melihat sang pujaan hatinya, ini adalah kesempatan untuk lebih dekat dengan calon istrinya. Hehehe....
"Ayo ayang kita pulang," ajak Gery pada Resta yang menatapnya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
You My Bucin [End]
Teen Fiction"Ilhamm...." "Ngomong apa? Cepetan!!" Gadis itu tersenyum lebar lalu mendekat lagi kearahnya. "Gue kayaknya suka deh sama lo, gue boleh ngejar lo gak Ham? " Sesaat dia terdiam menatap maniknya yang seakan terhipnotis. Namun beberapa detik kemudian d...