32. Rumah Kusuma

145 3 0
                                    

Malam ini Ilham disuruh untuk berpakaian rapi. Saat pulang sekolah tadi Rayna memberitahunya bahwa akan ada acara makan malam dirumahnya bersama keluarga Nugraha. Cowok itu tidak terlalu peduli dengan acara yang akan berlangsung di rumahnya, lihat saja, saat ini dia sedang sibuk rebahan sambil memainkan game online di ponselnya.

"Tank bantuin gue lah, open map kek!"

"Bodoh banget!"

"Dasar yteam!!"

Itulah beberapa umpatan yang keluar dari mulut Ilham. Cowok itu membanting ponselnya ke kasur saat layar ponselnya tertulis tulisan 'Defeat'.

Cowok itu tersentak ketika kepala seorang gadis menyembul di balik pintu kamarnya.

"Ilham, cepetan ganti baju! Gue udah nunggu di bawah lama banget astaga," rutuk Alya.

Cowok itu membulatkan matanya. Pasalnya dia saat ini sedang memakai boxer dan memakai kaos putih tanpa lengan. "Dasar cewek mesum! Ngapain lo di rumah gue?" pekik Ilham yang langsung berlari kearah pintu, buru-buru cowok itu menutup pintu kamarnya.
Brakk

"Ilham! Untung aja kepala gue gak putus! Sialan lo sama calon istri!"

Cklekk

Ilham membuka pintu. Bibirnya sudah gatal ingin berbicara kasar pada gadis ini. Bodo amat dengan pakaian yang ia kenakan, sekarang Ilham ingin memberikan kata-kata mutiara dulu untuk gadis di hadapannya.

Ilham memperhatikan Alya dari atas sampai bawah. "Lo mau ngapain? Disini gak ada pesta!" sindir Ilham ketika melihat dress hitam melekat ditubuh gadis itu.

"Loh, ad--"

"Diem! Gue mau ngomel!"

Alya menutup mulutnya, menurut.

"Lo itu adalah cewek ternekat yang pernah gue kenal tau gak? Lo ada masalah apa sih sama gue? Gue udah berbaik hati mengikuti kemauan lo dengan menjadi pacar lo!"

Ilham menjeda perkataannya. "Dengan menjadi pacar bukan berarti lo seenaknya masuk ke rumah gue! Lo diajarin sopan santun sama orang tua lo gak sih? Gue bener-bener muak sama lo! Gue bener-bener benci sama lo!" lanjutnya.

Alya menutup matanya sejenak. Dia tahu pasti Ilham akan marah padanya. Apakah Ilham lupa kalau Alya ini anak dari keluarga Nugraha?

"Mending lo pergi sekarang, atau--"

"Atau papah yang akan coret kamu dari KK?" potong Zayn.

Ilham gelagapan. Kenapa papanya membiarkan gadis gila ini masuk ke rumahnya?

"Alya ini anak keluarga Nugraha, dia itu tamu kita," jelas Zayn seperti tahu apa yang ada di dalam pikiran anaknya. "Sebaiknya kamu ganti baju! Gak malu kamu memperlihatkan aurat kamu seperti itu?"

Ilham tersadar, cowok itu langsung berlari masuk ke dalam kamarnya, menyisakan Alya dan Zayn yang sedang tertawa melihat wajah malu Ilham.

"Ayo kita tunggu Ilham di meja makan," ajak Zayn.

Alya tersenyum lalu mengangguk.

*****

Setelah makan malam selesai, Zayn langsung membuka suara.

"Terimakasih tuan Aryan sudah mau memenuhi undangan saya untuk makan malam bersama," ujar Zayn.

Aryan tersenyum hangat. "Gak usah terlalu formal, kita ini sahabatan kalo anda lupa kak Zayn," sahutnya.

Kedua pria itu tertawa. Alya dan Ilham hanya diam menatap dua orang absurd itu.

"Udahlah jangan panggil Kak, kelihatan tua banget," ujar Zayn.

"Emang udah tua kok," gumam Ilham.

Alya sangat jelas mendengar cibiran itu lantaran dia duduk bersebelahan dengan Ilham.

"Aryan, kamu gak ajak Dinda?" tanya Rayna.

Seluruh pasang mata menatap wanita cantik yang duduk disebelah Zayn. "Loh kenapa? Kenapa aku jadi dilihatin gini?" tanya Rayna yang tidak suka menjadi pusat perhatian.

"Dia bukan keluarga saya Tan, ini hanya undangan keluarga kan?" sahut Alya.

Ilham menatap tak suka pada Alya. "Dia tetap ibu lo Alya walaupun dia cuma ibu tiri, seenggaknya hormat kek jangan asal ceplos kayak gitu."

"Ilham!" bentak Zayn.

"Gakpapa om, saya yang salah, saya minta maaf jika saya lancang berbicara seperti tadi," potong Alya cepat. Dia tahu pasti  Zayn akan memarahi Ilham, dia tidak mau sampai itu terjadi.

"Sebenarnya memang ada sedikit kendala, jadi istri saya tidak bisa ikut hadir," tambah Aryan.

"Ray, kamu boleh pergi sebentar? Kami ingin berbicara berempat saja," pinta Zayn pada istrinya.

"Sudah tahu, pasti bakal begini akhirnya. Ya sudahlah, aku pergi, bye," balas Rayna sambil melenggang pergi meninggalkan ruang makan.

Ilham hanya menggeleng pelan melihat kelakuan mamanya yang entah mengapa ikut-ikutan absurd seperti papanya.

"Ibu lo lucu juga, kalo duel sama gue kayaknya seru deh," bisik Alya pada Ilham.

Cowok itu memutar bola matanya. "Gak usah ngimpi jadi mantu nyokap gue," sahut Ilham tak kalah berbisik.

"Sumpah gue gak bilang mau jadi mantu, gue bilang mau duel."

Ilham diam, dia tidak peduli dengan Alya yang menertawakannya. Dia sebaiknya tetap terlihat cool di depan teman ayahnya.

"Jadi, inti dari makan malam ini adalah tentang rencana pertunangan kalian," cetus Zayn membuat Ilham membelalakkan matanya.

"HAH?!" pekik Ilham.

Cowok itu memandang Alya yang sepertinya tidak syok, apa hanya dia disini yang baru tahu tentang pertunangannya dengan Alya?

"Iya, gue udah tau. Gue pernah bilang kan sama lo? Kalo lo gak suka gue sentuh, mending kita nikah aja, biar lo mau gue sentuh," ucapan frontal dari Alya membuat Zayn dan Aryan kaget.

Sebenarnya hubungan antara Alya dan Ilham itu sudah sejauh mana? Sentuhan yang bagaimana?

"Gue masih waras Al, yakali gue mau nikah sama cewek badung kayak lo!" cibir Ilham.

Cowok itu pergi meninggalkan ruang makan. Zayn langsung mengikuti putranya yang tengah marah itu, dia harus memberikan pengertian untuknya.

"Alya, kamu gakpapa?" tanya Aryan yang tidak enak dengan perlakuan Ilham pada putrinya.

"Aku gapapa kok."

Disisi lain Zayn tengah menasehati Putranya yang keras kepala.

"Kamu jangan menilai orang dari luar Ilham, coba kamu buka mata hati kamu, coba kamu lebih dekat dengan gadis itu, baru kamu menyimpulkan semua tentang Alya," ujar Zayn menjelaskan betapa pentingnya menilai orang dari segala sisi, bukan hanya dilihat dari covernya saja.

"Pokoknya Ilham gak mau sama dia Pa, dia cewek nakal, aku aja pusing di sekolah ngurusin dia yang sering berulah di sekolah," terang Ilham.

"Apa kamu tahu alasan dia sering bolos? kamu tahu alasan dia sering buat masalah?"

"Ya karena dia suka ngelakuin hal itu," balas Ilham.

Zayn menghela napasnya, lantas dia memegang bahu putranya. "Papa tahu kalian udah pacaran kan?"

"Terpaksa!"

"Papa yakin kamu ada sedikit perasaan pada Alya, kamu jangan terus memendam perasaanmu itu gak baik," ujar Zayn menasehati putranya.

Ilham tidak tahu dengan perasaannya sendiri, memang selama ini dia selalu merasa kesal ketika laki-laki lain dekat dengan Alya. Namun, untuk menikah dengan gadis itu rasanya tidak mungkin, Ilham tidak mungkin membiarkan Alya hidup dengannya dalam penderitaan.

"Papa mau kamu jagain dia," pinta Zayn pada putranya.

Ilham mengerutkan keningnya. "Kenapa Ilham harus jagain Alya?"

"Karena dia sekarang calon istri kamu Ilham," jawab Zayn.

"Dan karena dia anaknya Nirmala, wanita yang paling Papa cintai. Papa gak bisa menjaga dia, semoga kamu sekarang bisa menjaga putrinya," lanjut Zayn dalam hati.
 

You My Bucin [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang