Murid-murid yang mengantuk di kelas seketika membuka matanya lebar-lebar ketika mendengar suara bel istirahat berbunyi. Kebanyakan siswa menghabiskan waktu istirahatnya di kantin sekolah, begitupun dengan Ilham dan teman-temannya.
Ke-empat cowok itu sedang duduk di meja kantin, menunggu giliran untuk memesan makanan karena saat ini masih begitu banyak murid yang mengantri membeli makanan.
Maklum saja karena sekolahnya ini hanya memiliki 2 kantin, sedangkan muridnya begitu banyak.
"Mau beli apa kalian?" tanya Gery pada ketiga temannya.
Irgi adalah orang yang paling cepat membuat keputusan. Cowok itu langsung menjawab, "gue mau soto ayam! tapi ayamnya yang masih hidup, terus ayamnya harus cewek tapi yang masih perawan, gue gak mau ya pake ayam yang udah bertelor."
Plak...
Gery memukul dahi Irgi membuat cowok itu memekik. "Wah, kurang ajar lo! Sakit nih jidat ganteng gue," gerutunya.
"Lo sebenernya mau mesen makan atau mau nikahin ayam?" Gery tidak habis fikir dengan temannya ini, bisa-bisanya merequest makanan seperti itu.
Ilham dan Erik hanya menggelengkan kepalanya heran, sepertinya jika sehari tidak ada perdebatan diantara keduanya dunia bisa kiamat.
"Yaudah gue pesen yang lain," putus Irgi. "Gue pengen bubur ayam tapi buburnya yang utuh bukan yang udah lebur, terus kalo bisa ayamnya jangan disuir tapi utuh dan dagingnya harus paha kanan yang gede bahenol."
Ampun! sudah cukup, Gery lelah.
Ilham dan Erik tertawa melihat wajah prustasi Gery.
"Nyerah gue nyerah, gue nanya sama kalian berdua aja, mau pesen apa? biar gue pesenin nih soalnya gue lagi baik," tanya Gery dengan wajah lesu.
Erik mengangkat tangannya. "Gue pesen cireng tapi--"
Gery menatap tajam cowok itu. "Lo gak usah ketularan Irgi ya Rik!"
"Santai dong, jangan marah gitu." Erik nyengir sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Maksud gue tuh pesen cireng tapi jangan pake saos gitu loh Ger," jelasnya.
Gery bernapas lega untung saja yang ini tidak membuatnya pusing. "Nah ketos mau jajan apa?"
"Gue gak makan, kalian aja," jawab Ilham.
Irgi yang berada di samping Ilham menepuk pundaknya. "Makan Ham, kalo lo lemes gimana mau ngurusin si Alya yang suka bikin onar?"
"Bener tuh, lo harus makan soalnya tugas lo banyak udah kayak CEO," timpal Erik.
Gery mengangguk setuju dengan ucapan kedua temannya.
Sedangkan Ilham malah jadi teringat dengan Alya. Astaga, dia baru ingat hari ini orang tua dari murid yang diskors akan datang. Mungkinkah dia bisa bertemu dengan orang tua Alya? tunggu untuk apa dia bertemu dengan orang tua Alya? Astaga Ilham sudah gila!
"Eh, kayaknya gue makan nanti di istirahat kedua aja deh," ujar Ilham membuat ketiga temannya mengerutkan kening mereka.
"Kenapa? lo mau ngurus apalagi sih? Alya juga gak bikin masalah dia lagi diskors dan gak ada yang perlu lo kerjain juga Ham," sahut Erik yang sudah paham dengan gelagatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You My Bucin [End]
Ficção Adolescente"Ilhamm...." "Ngomong apa? Cepetan!!" Gadis itu tersenyum lebar lalu mendekat lagi kearahnya. "Gue kayaknya suka deh sama lo, gue boleh ngejar lo gak Ham? " Sesaat dia terdiam menatap maniknya yang seakan terhipnotis. Namun beberapa detik kemudian d...