Epilog

369 5 0
                                    

"Alya! Astaghfirullah cepet jangan nonton anime mulu, lo itu mau jadi manten kenapa malah masih ileran gitu!!"

Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi namun gadis bernama lengkap Alya Maheswari itu masih rebahan di kasurnya sambil menatap serius layar laptopnya.

"Ck, bentar lagi Mel, galak banget sih lagian acaranya kan jam sepuluh," sahut Alya tanpa menatap sang lawan bicara.

"Lo mau nikah apa gue aja yang nikahin Ilham?"

Alya langsung melompat dari kasurnya lantas mendorong Amelya keluar dari kamarnya.

Brakkk

"Lima menit! Awas aja lo rebut calon suami gue!" teriak Alya di dalam kamarnya.

Amelya tak habis pikir, kenapa dia bisa mempunyai kembaran seperti Alya, dan bagaimana bisa Ilham menyukai gadis absurd seperti kembarannya.

"Gimana Mel? Alya udah siap?" tanya bunda yang tiba-tiba ada di belakangnya.

"Astaghfirullah bunda ngagetin aja. Tuh, anaknya baru mau mandi," sahut Amelya.

"Ck, anak itu emang kebiasaan." Dinda berdecak lantas tergerak untuk membuka pintu kamar Alya, namun baru saja memegang gagangnya dia menghentikan niatnya karena teguran dari putrinya.

"Jangan bun, biarin aja Alya selesain mandinya nanti kalo udah selesai suruh tukang riasnya ke kamar Alya," ujar Amelya.

Dinda memgangguk sebagai balasan, lantas di memegang pundak Amelya membuat gadis itu menatapnya bertanya.

"Ada apa bunda?" tanya Amelya.

Dinda menggeleng kemudian menjawab, "bunda gapapa, cuma rasanya kamu belum terlalu terbuka sama bunda, apa kamu masih belum menerima bunda?"

"Enggak, bunda salah. Aku justru sangat senang bisa kembali ke rumah ini, bukan jadi seorang pengacau tapi seorang putri," ucap Amelya. Sejenak dia menghela napasnya guna menahan rasa sesak yang entah kapan akan hilang.

"Meskipun dulu ayah gak kenal sama aku, lalu ayah membenci aku seakan aku ini penjahat. Tapi semua itu gak apa-apa karena aku sadar kalau aku salah, seharusnya aku gak bikin keluarga aku sendiri hancur," lanjutnya.

Amelya menunduk sedih. Kenangan masa lalu terus saja membuat dadanya sesak, padahal dia yakin bahwa dia sudah berdamai dengan rasa sakitnya tapi mengapa dia selalu merasakan sakit yang sama.

Matanya terbuka lebar ketika tubuh Dinda merangkul memeluknya. Sejenak dia kembali mengingat hangat pelukan ibunya-Nirmala yang saat itu masih menyayangi dirinya seperti seorang putri raja.

"Sekarang kamu gak sendiri Amel, kami ada disini sama kamu, ada bunda, ayah dan Alya. Maaf karena membiarkan kamu hidup dengan rasa sakit yang pastinya akan sulit untuk di obati," ucap Dinda sembari mengelus pelan rambut putrinya.

Amelya diam, dengan air mata yang entah sejak kapan dia turun membuat make-upnya luntur. Perlahan dia membalas pelukannya dengan isakan yang kini semakin terdengar nyaring.

"Maaf ibu, maaf ayah, maaf Alya, karena kebodohan Amel kita jadi hancur. Tapi akan Amel pastikan, masa depan nanti tidak akan ada yang hancur lagi, karena nanti hanya akan tercipta bahagia. Iya, kebahagiaan yang Tuhan janjikan ada di depan mata. Semangat!"

*****

"Saya terima nikah dan kawinnya Alya Maheswari binti Aryan Hussein Nugraha dengan maskawin tersebut dibayar tunai."

Dengan satu tarikan napas, Ilham membuat seorang Alya Maheswari berubah statusnya dari lajang menjadi istrinya. Tentu saja itu membuat semua senang termasuk Erik yang berteriak sangat kencang karena bahagia.

You My Bucin [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang