21. Ada apa?

238 9 0
                                    

Bugh

Satu pukulan mendarat diwajah Erik ketika dia baru saja masuk ke kelas. Ditatapnya cowok berwajah datar dengan kilatan amarah dimatanya, dahinya berkerut bertanya-tanya apa kesalahan yang dia lakukan sehingga membuat seorang Ilham marah besar padanya.

"Lo gila?" pekik Irgi yang berada disamping Erik.

Mereka yang berada di kelas tentu begitu terkejut dengan kejadian ajaib yang sedang mereka tonton ini, seumur-umur sekelas dengan Ilham baru kali ini dia memukul orang tanpa kejelasan, dan lebih parahnya memukul sahabatnya sendiri.

"Gue lagi pengen mukul orang aja."

Lagi-lagi mereka dibuat terkejut dengan jawaban yang tidak logis dari mulut ketua OSIS itu. Pagi ini benar-benar membuat mereka kebingungan dengan sikap yang selama ini tidak pernah mereka lihat sebelumnya dari diri seorang Ilham.

"Gue ada salah sama lo?" tanya Erik.

Jujur otaknya tidak bisa mencerna tindakan Ilham barusan.

"Masih nanya? lo pikun hah!"

Bugh

Kembali ia layangkan pukulan mengenai wajah sahabatnya membuat tubuh Erik terhuyung ke belakang karena tidak ada persiapan untuk menopang tubuhnya.

Pada akhirnya cowok itu pun ikut tersulut emosi kemudian dia mencengkram kerah seragam Ilham lantas dia membalas pukulannya.

Bugh

"Gue gak tau maksud lo sat! gue ngerasa gak pernah cari masalah sama lo!" teriaknya tepat diwajah Ilham yang masih datar.

Cowok itu tersenyum sinis. "Lo lupa kejadian malam itu? apa maksud lo kalau bukan buat cari masalah sama gue."

Erik menatap tak percaya, kejadian malam itu? kejadian ketika dia mengajak makan Alya? yang benar saja!

"Maksud lo?"

"Udah inget? lo sengaja bikin gue kesel karena lo gak suka sama gue kan?!"

Bugh

Ilham menendang tulang kering milik Erik membuatnya merintih kesakitan.

"Kalian gila? Kalian ini temenan bangsat!" Sudah cukup, Gery tidak tahan dengan drama dipagi hari ini.

Resta melihat kejadian tersebut, otaknya berputar dan entah mengapa dia jadi mengingat Alya, gadis itu belum datang dia harus segera menemukannya agar dia bisa menghentikan pertengkaran gila ini.

Dia berlari menyusuri koridor yang mengarah kearah parkiran, dengan napasnya yang tersengal-sengal akhirnya dia menemukan gadis berwajah pucat itu. Tunggu, Alya pucat?

"Huh, Al kenapa lo baru dateng?" tanyanya sambil mengatur napasnya.

"Loh, ini masih pagi tau Res bahkan ini lebih pagi dari biasanya gue dateng," jawab Alya.

Setelah menstabilkan napasnya Resta menepuk pundak Alya dan meneliti wajah sahabatnya yang kelihatan pucat meskipun bibirnya sudah diolesi oleh liptint.

"Al, lo gakpapa kan? kok muka lo pucet?"

"Hah? e-enggak tuh mana ada gue pucet mata lo minus makanya liat wajah gue kek gitu."

You My Bucin [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang