"Kamu besok beneran gak ada acara kan kak ?""Gak ada yah, emang kenapa sih ? "
"Bunda minta jalan jalan ke puncak, tapi kata nya harus formasi lengkap. Padahal ayah mau nya berduaan sama bunda " keluh ayah Rifky.
"Yaudah kalau gitu aku sama kakak pura pura ada acara aja yah, biar ayah bisa pergi berduaan sama bunda " saran arsha.
Ayah Rifky berdecak "ck, saran yang gak bagus. Yang ada bunda gak bakal mau jadi pergi dek, kalau cuma berduaan doang sama ayah"
"Bunda kan kalau kemanapun harus berserta anak anaknya ayah, jadi ayah harus terima takdir deh " balas arsha.
"Ngomongin apaan sih, sampai bawa bawa takdir segala " celetuk Nadine tiba tiba, yang kini sudah duduk di samping suaminya.
"Ayah mau honeymoon berdua katanya sama bunda ke puncak " ucap arsha kompor.
Sontak Rifky mendelik an matanya ke arah sang anak, bisa bisa sang bunda Nadine ini mendiamkannya.
"Udah tua, sosoan mau honeymoon. Bunda kan sekarang sekarang ini maunya habis in waktu sama anak anak bunda, kan kalau kalian sudah menikah, pasti nanti kalian akan sibuk sama keluarga kalian masing masing " keluh Nadine. Dia memang sangat menginginkan caca untuk segera menikah, tapi ia belum siap untuk berjauhan dengan putrinya itu.
"Yah gak gitu lah konsepnya bunda, walaupun kita udah nikah kan ayah dan bunda masih tetap orangtua kita " balas caca.
"Tapi kan tetep aja kak, kalau kalian udah nikah pasti akan lebih banyak waktu untuk urus keluarga kalian masing masing "
"Bunda tuh ngebet banget pengen liat kakak nikah, tapi katanya takut ditinggal kakak pergi. Bunda kan gak bisa jauh jauh dari anaknya " celetuk Rifky. Sontak berhasil mendapat tatapan tajam dari sang istri.
"Gak gitu kok kak, bunda gak akan maksa kakan nikah kok. Itu mah perasaan ayah doang" sela Nadine.
Caca tak menjawab, hanya dia tersenyum tipis mendengar perbedaan orangtuanya. Tanpa ayahnya bilang pun ia bisa merasakan, kalau sang bunda ini amat ingin melihat ia menikah. Walaupun tak pernah secara gambalng bundanya ini meminta ia menikah, tapi dari ucapan dan perkataan bundannya selama ini caca bisa merasakannya.
"Bukannya bunda pengen punya cucu ya " ucap arsha yang tiba tiba bersuara.
"Iyalah, nanti kan kalau kalian menikah kalian pasti ngasih cucu buat bunda. Udah ah udah malam bunda mau tidur, takut besok kesiangan " balas Nadine berlalu, lebih baik ia masuk ke kamar sebelum perbincangan nikah ini merembet kemana mana.
"Ucapan ayah yang tadi gak usah dipikiran yah kak, ayah dan bunda gak akan maksa kamu buat cepet cepet nikah kok "ucap Rifky.
Caca mengangguk tersenyum,
Setelah kepergian sang bunda, ayah dan arsha pun ikut menyusul masuk ke kamarnya masing masing. Kini, di ruang keluarga hanya tersisa caca sendirian, ditemani suara televisi yang menyala.
Pernikahan, nikah, menikah, dan cucu ...
Mendengar semua kata kata itu, tiba tiba caca jadi teringat kembali dengan deva.Hari ini seminggu sudah laki laki itu pulang ke Indonesia, tapi laki laki itu tak kunjung menghubungi atau datang ke rumahnya. Sesuai janji yang pernah deva ucap kan pada caca dulu.
Persetan dengan kegelisahan hatinya memikirkan laki laki itu, lebih baik sekarang ia masuk ke kamar dan tidur. Biarlah Tuhan yang akan mengatur takdirnya nanti.
****
Perlahan caca menggeliat, tak kala terasa ada sinar matahari yang menerpa wajahnya. Membuka matanya, ia mendapati sang bunda yang sudah duduk di tepi ranjang sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdirku Bersamamu (Selesai)
RomanceLanjutan dari - Takdir ( mempertemukan kita lagi ) . Yang nungguin lanjutan dari kisah keluarga bahagia ayah Rifky dan bunda Nadine wajib baca !!!