Enampuluh satu

1.7K 106 6
                                    





Turun ke bawah, terlihat aira sudah sibuk dengan sarapan pagi di hadapannya. Tapi caca tak menemukan keberadaan suaminya disana, karna hanya terlihat ada aira disana.

"Ra"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ra"

"Nda"

"Ayah mana ?" Tanya caca, ikut duduk di samping aira. Yah walaupun hubungan ia dan suaminya masih belum baik baik saja, tapi tak menemukan keberadaan suaminya terasa mengganjal di hatinya.

"Yayah pegi nda"

"Kemana ?" Pasalnya suaminya itu belum berpamitan untuk pergi kerja padanya.

"Tantor"

Caca mengut mangut paham, sepertinya kali ini suaminya pergi tak berpamitan dulu pada nya.

Setalah duduk bergabung bersama aira, caca pun mulai memakan hidangan yang sudah tersedia di atas meja. Dan pagi ini suaminya pergi tanpa memakan sarapannya terlebih dulu.

"Permisi Mba sal"

Caca yang sedang sibuk memasukan makanan kemulutnya pun menoleh "iya bi, kenapa ?"

"Ada bu Nadine di depan"

"Bunda ?"

Bi rati mengangguk,

"Kenapa gak di suruh masuk aja bi, terus biasanya kan bunda suka langsung masuk"

"Katanya nungguin Mba salsa sama neng aira, mau di ajak jalan jalan"

"Kemana ?" Tanya caca, mengerutkan keningnya heran. Pasalnya ia tak memiliki janji apapun dengan sang bunda.

Bi rati menggeleng "bibi nggak tau Mba, bu Nadine hanya suruh bibi panggil Mba salsa aja"

Caca mangut mangut paham "oh yaudah, maksih ya bi"

Bi rati menggangguk, izin kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Aira udah makannya nak ?"

Aira mengangguk, dengan mulut yang masih penuh dengan makanan.

"Kita temuin nenda yuk didepan" ajak caca, bangkit dari duduknya.

"Yeyah sama om asha ada ?"

"Gak tau, makanya kita liat kedepan yuk"

Aira mengangguk, dengan antusias turun dari kursinya menggandeng tangan sang bunda. Keduanya pun jalan ke depan beriring, dengan tangan aira yang tak lepas dari genggaman caca. Karna kalau dilepas anak itu pasti gak bisa jalan mode santai.

"Neda" teriak aira, melepas genggamannya berlari ke arah sang nenda.

Bunda Nadine dengan cepat meraih tubuh munggil sang cucu ke gendongannya "Nih cucu nenda kok makin cantik aja sih" puji bunda Nadine.

Seolah paham di puji cantik oleh nenda nya, seketika aira memamerkan deratan giginya tersenyum.

Replek bunda nadine menciumi seluruh wajah cucunya gemas, yang membuat aira terkiki geli dibuatnya.

Takdirku Bersamamu (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang