Duapuluh empat

1.5K 92 12
                                    



Setelah makan malam selesai, kini semuanya sedang berkumpul di ruang keluarga dengan televisi yang menyala tapi tak di tonton. Karna semuanya sedang sibuk berbincang, kecuali caca yang dari hanya diam.

"Ada yang sakit yang ? " tanya deva, saat melihat istrinya hanya diam saja dari tadi.

Caca menggelengkan kepalnya,

"Kok diem aja sih, kenapa sayang ? "

"Gak apa apa mas, aku baik baik aja kok " balas caca tersenyum tipis, meyakinkan suaminya.

Deva mengelus lengan caca lembut, terasa menengkan bagi caca.

"Besok ayah dan bunda mau izin pulang ke Jakarta ya. Soalnya ayah dan bunda sedang banyak pekerjaan, dan gak bisa di tinggal lama lama " izin ayah.

"Iya yah, gak apa apa. Maaf ya, deva sudah bikin ayah dan bunda repot "

"Sama sekali nggak merepotkan, caca kan anak kita, dan kamu pun sekarang anak kita. Ayah seneng malahan, bisa berkunjung kesini "

"Kalau gitu sering sering lah ke sini yah, nanti kita jalan jalan keliling kota Bandung " tawar deva.

"Oke siap, nanti kita liburan bareng ya " balas ayah.

Deva mengangguk,

Bandung memang selalu berhasil membuat siapa saja kembali lagi. Bandung benar benar di ciptakan saat Tuhan sedang tersenyum. Terbukti, setiap sudut dan sisi kotanya indah dan menengkan.

"Oh iya dev, bunda sampai lupa kan. Besok caca akan ikut pulang ke Jakarta dengan ayah dan bunda. Bolehkan ? " tanya bunda.

Bunda sudah membicarakan persoalan ini pada ayah dan caca. Awalnya ayah sangat menolak saran bunda ini, tapi bunda sangat bersikeukeuh dengan idenya ini. Akhirnya ayah pun menyerah, mengalah menuruti keiingan bunda. Semuanya terserah istrinya saja, yah semoga saja apapun nanti itu adalah pilihan yang terbaik.

Sontak deva membulatkan matanya, terkejut. Pasalnya ia belum membahas soal apapun dengan istrinya, eh kenapa tiba tiba mertunya ini bilang kalau istrinya akan ikut pulang ke Jakarta "maksudnya bunda ? "

"Ayah dan bunda kan mau pulang ke Jakarta, bunda gak tenang kalau harus ninggalin caca. Bunda pun sudah membicarakan soal ini sama caca, dan caca mengiyakan untuk ikut pulang bersama ayah dan bunda ke Jakarta. Gimana dev ? Bolehkan caca ikut pulang bersama kita "

Deva melirik ke arah caca, seketika caca menundukkan kepalnya.

Terdengar deva menghela nafasnya sangat berat sekali "salsa ikut pulang bersama ayah dan bunda, berarti salsa tinggal di Jakarta bersama ayah dan bunda dong ? " tanya deva lagi.

"Iya, bunda gak bisa tinggal disini lama lama Dev. Sedangkan caca butuh seseorang yang menjaga dan menemaninya, kamu kan disini selalu sibuk "

"Berapa lama salsa akan tinggal disana ? "

"Yah mungkin sampai melahirkan, karna orang hamil tuh butuh teman untuk melewati masa masa kehamilannya. Apalagi lagi hamil muda kaya gini. Sedangkan disini nggak ada siapa siapa, kecuali kamu. Dan kamu nya sendiri kan sibuk dev "

Lagi lagi terdengar deva menghela nafasnya berat "Disini ada bi rati dan mang Eros yang menemani salsa juga bun. Kalau memang salsa mau, ya itu terserah salsa. Aku gak bisa menentang atau melarangnya keinginnya "

Rasanya caca ingin mengeluarkan kegelisah nya, tapi lidahnya kelu tak bisa berkata kata.

"Berarti kamu mengizinkan caca untuk ikut bersama ayah dan bunda kan ? "

"Aku gak bisa memutuskan bun, semua keputusan ada di salsa. Dan salsa pun sudah mengiyakannya, yah jadi aku gak bisa melarang atau menentangnya sekarang" balas deva, terdengar berat sekali.

Takdirku Bersamamu (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang