Tigapuluh delapan

1.9K 108 28
                                    


Kondisi caca terus di pantau oleh dokter Dina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kondisi caca terus di pantau oleh dokter Dina. Semuanya dalam keadaan normal, detak jantung bayi di kandungan pun stabil. Serta jalan lahir sudah masuk di pembukaan ke tujuh, hanya tinggal menunggu sedikit lagi untuk menuju proses persalinan berlangsung.

Bi rati dan meng Eros sudah datang dari tadi, sedangkan deva dan mama Rasti belum pasti akan datang kapan. Berkali kali ayah menghubungi keduanya, tak kunjung bisa dihubungi.

"Bun sakit .... " rintih caca. Rasanya posisi seperti apapun serbasalah, caca sudah beberapa kali turun dari ranjang untuk jalan jalan keling ruangan pun tetap saja. Sakitnya tak mereda, yang ada terasa makin kuat.

"Sabar ya sayang, kamu kan kuat. Pokoknya kamu yang tenang ya, kita terus sama sama berdoa" kata bunda.

Caca memiringkan tubuhnya, menahan sakitnya yang terasa semakin hebat. Bunda Nadine tak berhenti mengusap punggung caca lembut, siapa tau akan sedikit meredakan sakit yang caca rasakan.

Hampir empat jam caca di rumah sakit, dan selama itu juga caca berkali kali menanyakan keberadaan suaminya. Bunda dan ayah tak bisa berbuat apa apa, tapi ayah masih terus berusaha untuk menghubungi deva.

Kontraksi yang caca rasakan pun, semakin kuat dan hebat. Kini air ketuban yang keluar pun, sudah di sertai lendir darah. Menurut Dokter Dina, itu artinya waktu persalinan sudah semakin dekat.

"Shhhhh ..... sakit banget bun " ringis caca.

"Sebentar lagi kak, ini kan udah masuk di pembukaan ketujuh "

"Kakak mau sama mas deva " pintanya lagi lagi.

"Sabar ya, ayah lagi berusaha untuk menghubungi deva "

"Aku takut bun ... " kata caca, dengan air mata yang lolos di pelupuk matanya.

Bunda paham betul apa yang di rasakan putrinya, karna ia pun pernah merasakan nya dulu "kakak gak usah takut, kan ayah dan bunda di sini. Bunda akan terus dampingi kakak, pokonya kita sama sama berjuang dan berdoa ya sayang " tutur bunda menengkan.

Terlihat caca berusaha mengatur nafasnya, dengan mata terpejam caca menggigit bibir bawahnya, menahan gelombang cinta yang sangat luar biasa ini.

Air mata caca pun sesekali lolos begitu saja di pelupuk matanya, tak kala rasa sakit terasa menyerang semakin hebat, bahkan keringat sudah bercucuran di keningnya.

Bunda yang semakin tak tega melihat putrinya kesakitan, bergegas memanggil dokter Dina. Tak berselang lama dokter Dina datang, guna memeriksa keadaan caca.

Takdirku Bersamamu (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang