Ekstra part !!

2K 111 9
                                    







"Bunda" teriak aira, berjalan menghampir bundanya cepat.

Masih sangat pagi, teriakan aira sudah mengisi rumah. Aira tuh bener bener persisi ayahnya, kalau manggil sang bunda, pasti teriak teriak.

"Kenapa kak ? Masih pagi loh ini, kenapa harus teriak teriak sih"

"Aira tak mau main dengan adik, adik nakal" lapornya, dengan mata berkaca kaca.

"Emang adik kenapa ? Adik pukul kakak ?"

Dengan bibirnya yang maju tiga senti, aira menggeleng.

"Terus kenapa adiknya ? Kakak nya jangan nangis dong"

"Mainan aira diberantakin semuanya sama adik, aira kan cape kalau harus beresin terus bunda"

"Adiknya mau pinjam mainan kakak kali kak"

"Udah kakak kasih, tapi adik malah tumpahin semua mainan kakak"

"Maafin adiknya ya, kak adik belum ngerti sayang. Nanti abis bunda masak, kita beresin bareng bareng ya mainanya"

Aira mengangguk, masih menekuk wajahnya.

Caca pun dengan cepat segera menyelesaikan masakannya.

Kalau hari libur begini, caca harus punya hati dan tenaga yang ekstra untuk menghadapi kedua anaknya serta suaminya.

Apalagi dengan tingkah nizam yang makin hari makin aktif, ada saja kelakuannya. Caca benar benar harus ekstra sabar, dengan tingkah sang anak yang sering membuatnya kelimpungan itu.

"Yuk, bunda udah selesai masaknya. Sekarang  bunda temenin kakak, buat beresin mainan kakak ya"

Aira mengangguk, hergeas turun dari kursinya. Berjalan beriringan dengan sang bunda, menuju ruang tengah yang menyatu dengan area bermain aira dan nizam.

Betapa terkejutnya caca, melihat hamparan mainan yang berserakan memenuhi lantai. Kelakuan anak laki laki emang berkali kali lebih merepotkan dari anak perempuan.

Caca mendekat ke arah anak laki lakinya, yang sedang sibuk tengkurap di atas lantai dengan mobil mobilan di tangannya.

Aira terlihat semakin kesal, dengan tingkah adiknya.

"Udah mainnya ?" Tanya caca, berjongkok mengelus punggung nizam.

Nizam menoleh "nda"

"Adek udah kan mainnya ?"

"Izam agi main mobin nda"

"Kalau mau main mobil, kenapa semua mainan nya di berantakin dek ? Kan yang lain bisa di beresin dulu"

"Ini izam agi main mobin nda"

"Iya bunda tau, ini yang berantakin semua mainan siapa ?"

"Izam"

"Terus kenapa gak diberesin lagi ? Kan bunda pernah bilang sama nizam, kalau mainanya udah gak dipake tuh beresin lagi ke tempatnya"

"Izam upa nda" balasnya, bangkit terduduk.

"Sekarang semua mainnya beresin ya, bunda sama kakak bantu. Tapi nizam harus minta maaf dulu sama kakak, kan nizam sudah  berantakin semua mainan kakak"

"Izam dah biyang kok sama kaka, pijem main na na"

"Tapi kakak aira nya, gak begitu suka liat nizam berantakin semua mainannya. Jadi sekarang, nizam minta maaf sama kakak ya sayang"

Nizam menurut, menoleh ke arah kakaknya "em solli Kaka, Izam na ta maaf"

Aira masih diam, ia belum merespon perminta maafan adiknya. Mukanya terlihat masih bete dan sangat kesal.

Takdirku Bersamamu (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang