Empatpuluh sembilan

1.7K 101 7
                                    




Waktu berjalan begitu cepat, rasanya baru kemarin caca terbaring lemah di ranjang persalinanan.

Berjuang antara hidup dan mati guna menghadirkan aira ke dunia ini, eh sekarang nak bayi yang sangat kuat menyusui itu sudah jago berceloteh. Bahkan tak jarang, mengajak bundanya berdebat.

Makin besar aira makin mirip ayahnya, apapun pokoknya harus bersama ayah. Caca tuh hanya di butuhkan tak kala aira butuh asupan asi saja, selebihnya aira akan mencari sang ayah.

Bahkan sesekali caca merasa cemburu dengan anaknya sendiri, bagaimana tidak ? Suaminya itu bener bener di monopoli oleh anaknya, ia tak diberi ruang sedikitpun untuk menikmati moment berdua atau sekedar ngobrol bersama suaminya. Karna kalau sudah ada aira, sang suami dimiliki seutuhnya oleh aira.

Beberapa hari yang lalu, nak bayi yang kuat menyusui itu berulangtahun yang kedua. Dan hari ini, deva dan caca baru sempat membuat pesta kecil kecilan untuk merayakan ulang tahun putrinya.

Tak mengundang banyak tamu, caca dan deva hanya mengundang beberapa kerabat dekat saja. Toh hanya perayaan kecil kecilan di rumaha kan.

Setelah acara tiup lilin dan potong kue, kini acara di lanjut dengan makan bersama. Yang diselingi saling berbincang hangat satu sama lain.

 Yang diselingi saling berbincang hangat satu sama lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nda, ra mau kue agi"

"Mau kue lagi ?" Tanya caca memastikan.

Aira mengangguk,

"Kan itu belum abis ra, abisin dulu ya. Baru nanti bunda kasih lagi"

"Agi nda, pisss agi" pintanya memohon.

Kata andalan aira ketika meminta sesuatu, piss nda piss.

"Yaudah sini piringnya, aira nya diem ya. Jangan kemana mana, bunda mau ambil dulu kue nya"

Aira mengangguk antusias, caca pun berlalu ke arah meja tumpukan kue. Guna mengambil kue untuk aira.




Tuh kan, baru saja di tinggal sebentar untuk mengambil kue permintaannya. Aira sudah menghilang, emang gak bisa diem tuh anak.

"Anak kamu baru juga ditinggal bentar udah kabur, tadi mohon mohon minta kue nya di tambah, eh sekarang malah pergi" keluh caca pada suaminya, yang baru saja mendekat ke arahnya.

"Dia lagi main balon yang, dia kan kalau udah liat balon pasti lari" tunjuk deva, ke arah aira yang sibuk memainkan balon.

"Dia lagi main balon yang, dia kan kalau udah liat balon pasti lari" tunjuk deva, ke arah aira yang sibuk memainkan balon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Takdirku Bersamamu (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang