Empatpuluh tujuh

1.5K 93 3
                                    




Masuk ke butik, semua karyawan terkejut melihat kehadiran caca yang tiba tiba. Kehadiran aira untuk pertama kalinya di butik pun, disambut sangat antusias sekali oleh semua karyawan. Bahkan mereka sampai meninggalkan pekerjaannya begitu saja, demi menyapa nak bayi yang sedang anteng di gendongan bundanya.

"Liat di sosmed cantik banget Mba, eh aslinya ternyata lebih cantik, dan gemas banget lagi"

"Sumpah ya, bibit unggul emang gak pernah gagal"

"Bukan bibit unggul lagi sih ini mah, tapi udah supertop. Tanpa cela sedikitpun"

"Bukan lagi, emak bapaknya warbiasah. Yah anaknya pasti super warbiasah"

Caca hanya tersenyum, menganggapi ucapan para karyawan yang memuji anaknya. Yah kalau kata ibu mertunya sih efek keturunnya, jadi tak pernah gagal.

Saat sedang asik berbincang bincang, tiba tiba caca dia kagetkan dengan teriakan dela yang menggema. Sontak semua mata tertuju pada dela.

"Mba ca, aku kangen banget. Akhinya Mba ca nengok butik juga, setelah sekian lama sibuk dengan pak suami" kata dela heboh.

"Kirain aku, kamu udah resign del" balas caca, tak menanggapi perkataan dela.

"Enggak lah Mba, aku kan setia sama Mba caca"

"Sosoan setia, padahal kemarin ngeluh mulu cape kerja tuh Mba" samber Irna, salah satu karyawan di butik.

"Dia mah emang kerjaannya jarang ikhlas na, pencitraan doang"

Sontak dela mencabikan bibirnya tak suka,

Caca Irna dan semua karyawan yang ada disitu pun terkekeuh melihat tinggal abg tua yang baru meletek ini, emang gampang baper nih anak.

"Gimana keadaan butik ? Baik baik aja kan semuanya" tanya caca, mengalihkan pembicaraan. Dela sudah berkaca kaca, caca tak mau bikin anak orang nangis pagi pagi gini.

"Baik Mba, hanya saja banyak klien yang nanyain Mba Caca. Iya kan del ?" Tanya Irna meminta persetujuan.

Dela mengangguk, sepertinya ia sudah tak bete lagi.

"Kemarin sempet ada bu sinta Mba, nanyain Mba caca. Kirain Mba caca gak bakal kesini sekarang, padahal dia pengen ketemu Mba caca banget" kata Ida.

Caca memutar bola matanya, mau apa perempuan itu datang dan mencarinya lagi "mau apa dia kesini ?"

Ida mengedikan bahunya "sempet ngobrol sama kamu kan del kemarin, bu Sinta nya ?" Tanya Irna pada dela.

Dela mengangguk "katanya sih kangen sama Mba caca, soalnya beberapa kali dia hubungi Mba caca, tapi nggak bisa"

Lah pasti gak bisa, orang udah caca blok nomer nya.

"Selain itu ? Dia ada ngomong apa gitu ?"

"Itu aja sih Mba"

Caca mangut mangut paham, kirain mau minta uang kan "yaudah kalau gitu, aku izin ke atas ya" izin caca.

"Iya Mba"

Caca berlalu dari hadapan semua karyawan nya. Naik ke atas, dimana ruangannya berada. Dengan nak bayi di gendongannya.

Seolah mengerti sedang diajak bekerja oleh sang bunda, aira bener bener sangat anteng dan tak rewel sedikitpun. Setelah tadi bangun minta nenen, kini nak bayi itu sudah tertidur kembali.

 Setelah tadi bangun minta nenen, kini nak bayi itu sudah tertidur kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Takdirku Bersamamu (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang