Limapuluh delapan

1.5K 113 35
                                    





"Yang"

Caca yang sedang sibuk menikmati Batagor kuahnya pun menoleh, suaminya sedang berjalan ke arahnya. Kalau lagi situasi begini, emang hobby mendekat suaminya itu.

"Yang"

Caca diam, ia kembali fokus ke Batagor nya.

"Yang"

Caca tetap diam,

"Aku mau minta tolong"

Caca tetap tak merespon,

"Aira sudah mandi satu jam lebih, tapi ia gak mau udahan" lapor deva.

Caca bangkit dari duduknya, berjalan cepat ke arah kamar aira tanpa memerdulikan suaminya sedikitpun. Ia takut anaknya kenapa napa, mana sekarang aira ada di dalam kamar mandi sendirian lagi.

Masuk ke kamar mandi, dengan suaminya yang terus mengikuti langkahnya. Terlihat, nak piyik itu sedang asik berendam bersama bebek bebekkannya.

 Terlihat, nak piyik itu sedang asik berendam bersama bebek bebekkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ra"

Aira menoleh ke arah sang bunda "nda, ara mandi na bekbek"

"Udah dulu yu main bebeknya, ini udah sore nak, nanti aira masuk angin kalau kelamaan di dalam air"

"Ara masih na mandi nda"

"Kan aira mandinya udah lama, lagian ini udah sore sekali nak. Udah yuk"

"Nononono"

"Kalau gak mau udahan, aira sendiri yah disini sampai besok, bunda kunci in"

"Nono"

"Yaudah kalau Nono kita udahan mandinya ya, mending kita makan naget dan kentang yuk nak" Ajak caca.

"Socis ?"

Caca mengangguk,

"Yuyuyu, nda letsgoo" balasnya bangkit, merentangkan kedua tangan.

Caca meraih handuk aira, melilitkan nya pada tubuh anak itu dan setelahnya ia menggendong tubuh gembul aira ke dalam kamar untuk di pake kan baju. Dengan suaminya yang masih saja mengikuti langkahnya.

Dengan cekatan caca memakaikan anaknya baju. Kini ia sedang sibuk mengeringkan rambut anaknya, yang sedang nyaman duduk di pangkuannya.

"Nda"

"Iya sayang"

"Om asha omong, ara mau ada dik badi"

"Hah maksudnya ?" Tanya caca, mengerutkan keningnya. Sungguh ia tak paham dengan apa yang di ucapkan anaknya.

"Dik badi nda"

"Adik bayi sayang" samber deva, tak kala melihat raut wajah istrinya yang masih terlihat kebingungan.

"Yuk udah selesai rambutnya, kita makan" ucap caca, lagi lagi caca tak menghiraukan perkataan suaminya.

Lagi lagi deva hanya bisa bersabar dan menghela nafasnya pasrah,

Takdirku Bersamamu (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang