Empatpuluh dua

1.8K 93 4
                                    



Aira sudah di periksa oleh dokter anak, semua hasil pemeriksaan menujukan hasil yang baik dan sehat. Akhirnya, dokter pun mengizinkan aira untuk pulang hari ini. Bersama dengan ayah dan bunda nya.

Dikarnakan caca dan aira akan pulang hari ini, ayah bunda dan mama Rasti di larang untuk datang ke rumah sakit oleh deva. Toh nanti mereka akan bertemu, kan di rumah. Papa Agung pun sudah datang dari Turki pagi tadi, khusus untuk menemui cucunya.

"Ini barangnya udah semua kan yang ? "

"Itu di laci bawah ada nggak mas ? Soalnya aku gak tau apa aja yang dibawa "

"Ini udah semuanya mas beresin kok yang "

"Berarti udah semua mas, nggak ada yang ketinggalan lagi "

"Yaudah yuk, kamu bisa kan jalan sendiri ? "

"Masih agak ngilu sih, tapi Insyallah bisa "

"Pake kursi roda aja ya, kamu kan gendong aira. Mas takut kenapa napa nanti "

"Gak usah mas, aku masih kuat kok. Lagian cuma jalan ke depan doang kan "

"Yakin ? "

Caca mengangguk, meyakinkan suaminya kalau caca bisa dan ia baik baik saja. Kini, Keduanya pun sudah jalan ke depan. Menuju mobil deva yang sudah siap di lobby rumah sakit, dengan aira di gendongan sang bunda.


Jalanan kota Bandung sore ini lumayan agak padat, belum lagi hujan yang terus mengguyur. Yang semakin menambah kepadatan jalanan sore ini, sudah hampir duajam caca dan deva terjebak di kemacetan. Untunglah aira sangat pengertian, nak bayi itu nyaman tertidur di pangkuan bundanya.

"Pegel nggak yang ? " tanya deva.

Caca yang sedang sibuk memperhatikan ke luar jendela pun, menoleh pada suaminya. Menggeleng "Nggak lah mas, nih cuma tiga kilo doang kok "

"Yah takutnya kamu pegel gitu, kalau emang pegel kita mampir cari makan dulu "

"Kamu laper ? "

Deva nyengir, mengangguk. Dari semalam ia belum makan apapun.

"Drive thru aja mas, kasian orang rumah udah nungguin kita "

"Percuma dong yang kalau gitu, yah udah dirumah aja deh makannya " Putus deva. Padahal deva kan mau makan berdua dengan bundannya aira, eh bunda nggak paham dengan kemauan ayah.

"Yakin kuat ? Lagian kenapa kamu tadi gak makan sih mas " gerutu caca.

"Aku lupa yang, dan baru kerasa sekarang "

"Aneh, makan masa bisa lupa sih "

"Namanya juga manusia, tempatnya salah dan khilaf bunda "

"Sebahagianya kamu aja deh ayah " balas caca, ia beralih fokus pada aira di pangkuannya. Deva pun kembali fokus, pada jalanan yang padat merayap ini.


Akhirnya, setelah bermacet macet ria, mobil yang deva kendarai sampai juga di pekarangan rumah keduanya. Semuanya, terlihat sudah berdiri di dekat pintu menunggu kedatangan nak bayi.

Dengan sigap mama dan bunda membantu caca turun dari mobil, dan meraih aira dari pangkuan caca.

Kini, semuanya sudah masuk ke dalam, dan sudah berkumpul di ruang keluarga. Dengan aira yang berada di pangkuan sang oma.

 Dengan aira yang berada di pangkuan sang oma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Takdirku Bersamamu (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang