Enam

2.1K 118 4
                                    



Sesuai rencana awal, malam ini orangtua deva akan berkunjung ke rumah caca, untuk membahas kelanjutan hubungan deva dan caca. Dan kini, semuanya sudah berkumpul di ruang tamu. Setelah tadi menikmati makan malam yang sudah bunda Nadine siapkan.

"Makasih ya Mba nad jamuannya, saya dan suami suka. Enak masakannya ... "

Bunda Nadine mengangguk tersenyum "syukur kala suka, di bantu caca juga Mba masaknya " promosi bunda. Kan biar terlihat calon mantu yang baik putrinya ini.

"Pantes enak, deva juga sering cerita loh sama saya kalau caca suka masak "

"Cuma dikit dikit tante, cuma suka bantu bantu bunda masak aja "

"Dikit dikit nanti juga jago, malahan tante gak bisa masak sama sekali loh "

"Mama kan takut minyak panas " celetuk deva.

Mama Rasti tersenyum kaku, anaknya ini ember emang. Kan malu ketauan calon besan.

"Udah ah jangan bahas minyak panas, kasian nanti mama trauma. Mending kita bahas soal rencana pernikahan kamu aja " saran papa Agung.

Mama Rasti nyengir, serasa dibela olah sang suami.

"Saya setuju dengan pak Agung, oh iya soal pernikahan anak kita mau nya diadakan kapan pak ? Saya dan istri saya ikut saja "

"Saya dan istri saya sudah sempat membicara kan soal ini dengan deva, dan deva mau pernikahannya di adakan dalam waktu cepat. Kalau caca gimana ? "

"Caca ikut saja om, bukankah lebih cepat lebih baik "

"Oke kelau gitu, saya dan istri saya ingin acara pernikahan deva dan caca di adakan setelah acara empat puluh harian ibu saya. Mungkin tepatnya tiga puluh hari dari sekarang "

"Saya rasa waktu satu bulan cukup untuk mempersiapkan segalanya, kalau memang mau diadakan satu bulan dari sekarang saya dan istri saya setuju "

"Syukur kalau gitu, artinya acara pernikahan deva dan caca akan di adakan bulan depan ya. Untuk semua konsep pernikahan nanti itu tergantung deva dan caca, saya dan istri saya siap untuk mempersiapkan segalanya "

"Untuk kebaya akad dan gaun resepsi nanti sudah saya siapkan, mungkik kita tinggal cari gedung dekor dan ketring nya saja " timpal bunda Nadine.

"Itu semua biar jadi urusan saya Mba, dan rencana nya minggu ini saya akan bertemu dengan salah satu wo handal di Jakarta " balas mama Rasti.

"Gimana ? Kalian ada saran atau mau konsep apa gitu untuk pernikahan kalian ? " tanya papa Agung.

"Caca ikut deva aja om " balas caca, sungguh ia sangat blank dan ia tuh termasuk orang yang simpel dan tak mau ribet.

"Deva ikut mama dan bunda saja, gimana baiknya. Jujur deva gak tau menau soal ini. Jadi deva serahkan semunya pada mama dan bunda"

"Emang kalian gak pengen konsepnya seperti apa gitu ? Atau pake adat apa ? " tanya mama restu lagi.

"Kalau caca gak ada tante, yang terpenting acaranya sakral dan khidmat. Dan caca tidak terlalu suka yang rame rame "

"Nah iya sama akupun, pokonya aku gak mau yang terlalu heboh dan rame. Semunya di buat sederhana saja " tambah deva.

"Yaudah kalau kalian maunya gitu, semuanya biar mama dan Mba Nadine yang urus. Pokok nya kalian tinggal terima beres aja "

Deva dan caca mengangguk serentak, mereka yakin. Mama dan bunda pasti memberikan yang terbaik untuk keduanya.

"Oh iya mama jadi lupa kan, mama mau kasih ini buat kamu " ucap mama Rasti mengeluar kan sesuatu dari dalam tasnya " ini dari deva sih sebenarnya, cuma dititip ke mama " lanjut mama Rasti, mengeluarkan cincin dengan permatan di atasnya. Dan medekat ke arah caca, untuk memasangkan cincin itu pada jari caca.

Takdirku Bersamamu (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang