Enampuluh enam

1.4K 91 10
                                    






Air mata caca luluh tanpa di minta "Saya sudah memaafkan semu kesalahan ibu, dan tolong ibu pergi dari rumah saya sekarang juga" titah caca.

Bukannya menurut, eh Sinta malah mendekat ke arah caca "tolong beri mama waktu nak, mama kesini hanya untuk meminta maaf atas semua kesalahan mama selama ini"

Tangis caca semakin pecah, ia tak suka di paksa seperti ini. Kenapa wanita ini datang, dan terkesan memaksanya.

Deva yang melihat istrinya menangis segara bangkit dari duduknya, menghampir istrinya "ibu tolong jangan paksa istri saya, istri saya butuh waktu untuk menerima ini semua. Jadi lebih baik ibu pulang saja"

"Tolong beri saya waktu untuk meluruskan semua permasalah ini, saya ibu nya caca. Saya mau bicara dengan anak saya"

"Jangan sebut diri kamu ibu, bukan kah ibu tak menganggap ku sebagai anak. Dan asal ibu tau, ibu saya hanya bunda Nadine bukan ibu" balas caca tegas.

"Mama tau mama salah, tapi ini mama nak, ibu kamu. Ibu yang sudah mengandung dan melahirkan kamu"

"Hanya mengandung dan melahirkan saja kan ? Tapi tidak pernah mengharapkan kehadiran saya. Kalau saya bisa memilih, mungkin saya tak akan mau hidup dan lahir dari rahim ibu"

"Mama memang sudah sangat jahat sama kamu, jadi tolong beri mama kesempatan untuk memperbaik semuanya sayang" ucap Sinta memohon.

"Ini sudah malam, lebih baik ibu pulang. Untuk uang yang ibu inginkan, tinggal sebut saja nominalnya. Biar saja transfer sekarang juga" ucap caca tegas.

"Mama kesini bukan untuk minta uang ca, mama kesini untuk bertemu kamu, meminta maaf atas semua kesalahan dan kekhilafan mama selama ini"

Caca menghapus air mata yang sudah luluh di pipinya, ia pun terdengar menghela nafasnya pelan "kalau memang ibu tak butuh uang, lebih baik ibu pulang. Toh sudah kan bertemu saya nya"

Eh tanpa di duga duga Sinta bersimpuh di hadapan caca, sontak caca memundurkan tubuhnya. Lagi lagi terdengar caca menghela nafansya pelan, drama apa lagi yang akan  di lakukan perempuan ini, pikir caca.

"Sekali lagi tolong maafkan mama ca, mama sangat menyesali perbuatan mama ini. Mama memang ibu yang jahat dan ibu yang sangat bodoh, karna telah menyia-nyiakan anaknya"

Caca diam, semakin memundurkan tubuhnya. Sungguh ia paling tak suka dengan situasi seperti ini.

Deva yang melihatnya pun sedikit kaget dengan apa yang di lakukan ibu mertunya itu, dengan cepat deva menyuruh mertuanya itu untuk bangun kembali "bangun bu, gak baik ibu seperti ini. Lebih baik sekarang ibu pulang, biar saya yang coba bicara dengan istri saya"

"Saya mau minta maaf dengan anak saya, saya tak tenang karna selama ini sudah menyakit hatinya. Setelah itu saya akan pulang, dan tak akan kembali lagi menemuinya"

"Saya tau itu, lebih baik sekarang ibu berdiri ya. Nanti biar saya yang coba bicara dengan salsa"

"Ibu hanya mau minta maaf, minta maaf atas segala kesalahan kan kehilafan ibu selama ini" balas Sinta lagi lagi.

"Hanya minta maaf kan ? Ibu tenang saja, saya sudah memaafkan semua perbuatan menyakit kan ibu terhadap saya. Sekarang lebih baik ibu pulang, karna sayang sudah memaafkan semua kesalahan itu yang sangat menyakitkan bagi saya itu" usir caca, setelahnya ia pergi berlalu dari ruang tamu. Meninggalkan suami dan ibu yang tak mengakuinya.

"Ibu pulang ya, nanti biar saya yang coba bicara dengan salsa. Salsa hanya butuh waktu kok untuk menerima semua ini. Lagian ini kan yang ibu inginkan, salsa memaafkan ibu" ucap deva.

Sinta mengangguk, ia bangkit dengan dibantu deva. Sinta sangat paham dan bisa memaklumi anaknya ini. Wajar saja anaknya semarah ini padanya,yah karna perbuatan ia selama ini pasti sangat menyakiti hati anaknya.

Takdirku Bersamamu (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang