Empatpuluh

2.1K 106 20
                                    



Di dalam ruangan, kini hanya tersisa caca dan nak bayi yang sedang asik memejamkan matanya. Yang tak terusik sedikitpun, dengan perdebatan ayah dan bunda nya.

Eh baru saja caca akan merebahkan tubuhnya kembali, tiba tiba bayi munggil itu menangis. Dengan pelan caca beringsut, meraih sang anak ke dekapannya kembali.

"Sttt...nenen ya sayang ya, bobok ya" ucap caca menengkan.

Caca berusaha memasukan putingnya ke dalam mulut anaknya untuk di sesap, tapi anaknya menolak. Yang ada tangisnya malah semakin kencang.

Caca bingung sendiri, ia sudah berusaha menengkan anaknya. Sudah ia pukpuk dan timang, eh tapi tangisnya tak kunjung mereda.

Deva yang masih berdiri di balik pintu pun, akhirnya memutuskan untuk masuk kembali. Tak kala mendengar anaknya yang tak kunjung berhenti menangis.

"Kenapa yang ? " tanya deva. Saat deva masuk, ternyata istrinya pun ikutan menangis.

"Anaknya gak mau diem mas, padahal udah aku kasih susu, tapi dianya gak mau " balas caca terisak, seketika caca melupakan kekesalannya pada suaminya.

"Sini anaknya biar sama mas, siapa tau dengan aku gendong bisa tenang "

Caca mengangguk,

Deva meraih sang anak ke gendongannya, mempukpuk bokongnya pelan, berjalan kesana kemarin berusaha menengkan. Tak lama, tangisnya pun mulai mereda.

Akhirnya caca bisa bernafas lega, ia takut terjadi sesuatu pada anaknya. Syukurlah, sekarang anaknya sudah mulai tenang.

"Mau disusuin nggak anaknya ? " tanya deva, menoleh pada istrinya.

"Anaknya nggak mau nyusu tadi "

"Siapa tau sekarang udah mau, kayanya dia haus deh yang "

"Yaudah sini anaknya "

Deva menurut, berjalan ke arah istrinya. Menaruh sang anak di pangkuan bundanya kembali.

Baru saja caca akan mengarahkan putingnya, eh sang anak sudah menyosornya. Benar apa yang dikata suaminya, sekarang anaknya haus. Terbukti, sesapannya terasa sangat kuat sekali.

"Mau kemana mas ? " tanya caca, tak kala melihat suaminya akan keluar.

"Mau keluar, kamu kan gak mau aku ada disini" balas deva.

"Disini aja, aku gak mau ditinggal berdua doang " kata caca, tak apa lah sekarang ia telihat kalah di depan suaminya. Yang terpenting anaknya baik baik saja, ia takut kalau harus di tinggal berdua lagi. Mana ayah bunda dan mama Rasti tak kunjung kembali lagi.

"Kata nya kamu gak mau aku disini "

Caca memutar bola matanya kesal, nih suminya emang dikasih hati minta jantung ya bund " yaudah, kalau mau keluar ya keluar aja sih. Jangan sosoan mau aku cegah, lagian aku gak butuh kamu kok " balas caca ngegas pada akhirnya.

Deva tersenyum, bukannya keluar eh malah kembali mendekat ke arah ranjang dan duduk di kursi samping ranjang istrinya. kalau sudah mode ngegas kek gini, itu artinya sang istri benar benar tak mau ditinggal olehnya.

"Katanya mau keluar, kok malah duduk disini sih " kata caca jutek.

Deva nyengir " kan mau nemenin kamu disini sayang "

Caca mendengus, kembali fokus pada anaknya.

"Bener kan tebakan aku, kalau anak kita pasti perempuan " kata deva. Ikut meneliti wajah anaknya, yang sedang asik menyesap sumber nutrisinya "cantik banget lagi, kaya bundanya "

Blusss, nih suaminya emang paling bisa bikin caca tersipuh. Pake segala muji cantik kaya bunda nya lah, ngomong aja ngerayu biar di maafin. Tapi sorry to say ya pak, kali ini caca tak akan luluh begitu saja.

Takdirku Bersamamu (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang