Subuh subuh caca sudah mendekam di dalam kamar mandi, guna mencoba dua tespack yang kemarin ia beli. Dengan sang suami yang setia menunggunya di depan pintu, sedang harap harap cemas.Caca sudah membaca aturan pakaian dan penjelasannya, dan ia pun sudah mencobanya. Saat ini, ia sedang menunggu hasilnya. Dengan harapan garis satu yang akan terlukis di kedua tespack itu.
Sekarang sudah lebih dari lima menit, itu berarti hasil pemeriksaannya sudah keluar. Setelah meyakinkan dirinya, perlahan caca membuka kedua tespack yang ada di genggamannya.
Air mata luluh begitu saja tanpa diminta, entahlah perasaan apa yang sedang dirasakan caca saat ini. Bahagia kah ? Atau malah rasa kecewa yang dirasakan.
Dua tespeck menujukan hasil yang sama, dua garis merah tertera sangat jelas disana. Apalagi menurut pelayan apotik hasil tespack cukup akurat, itu artinya ia memang bener bener sedang mengandung sekarang.
Caca menghapus air mata yang telah luluh di pipinya, bangkit dari duduknya. Dan segera keluar, karna dari tadi pintu kamar mandi sudah di ketuk suaminya berkali kali.
"Gimana yang hasilnya ?" Tanya deva tak sabaran, saat caca baru saja membuka pintu.
Tanpa menjawab, caca meberikan dua tespack itu pada suaminya. Setelahnya, ia berlalu duduk di tepi ranjang.
Senyum deva seketika mengembang, diiringin setitik air mata yang lolos di pelupuk matanya. Hatinya terasa kembali bergetar, tak kala ia melihat hasil tespack yang ada di tangganya.
"Ini bener kan yang hasilnya ?"
Caca mengagguk,
"Alhamdulilah" ucap deva. Seketika lantunan syukur menggema di relung hatinya. Anugrah yang di tunggu tunggu, kini kembali datang kepadanya.
Deva menghapus air mata yang lolos di pipinya, berganti senyum yang kebahagian yang tersungging di bibirnya. Ia berjalan ke arah istrinya, berjongkok tepat di depan istrinya.
Kini, posisi wajah deva berhadapan langsung dengan perut sang istri, yang di dalamnya sudah tumbuh kembali buah cinta.
"Baik baik di perut bunda ya sayang, nanti kita ketemu. Ayah, bunda, dan kakak aira sangat menyayangi kamu" ucap deva, mengelus perut istrinya lembut.
Caca tertegun, air matanya kembali lolos.
"Jangan bikin bunda susah ya nak, kasian bundanya. Adek harus jadi anak yang baik dan pintar ya sayang" ucap deva lagi, mengceup perut istrinya.
Caca semakin tertegun, sungguh ia orang yang sangat tak bersyukur. Disaat orang orang sibuk berjuang mati matian untuk diberikan anak, eh dia malah akan menyia-nyiakan nya.
Deva mendongkak ke arah istrinya, menatap istrinya lekat, dengan senyum yang tak luntur tersungging.
"Kenapa sayang ? Ada yang sakit ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdirku Bersamamu (Selesai)
RomanceLanjutan dari - Takdir ( mempertemukan kita lagi ) . Yang nungguin lanjutan dari kisah keluarga bahagia ayah Rifky dan bunda Nadine wajib baca !!!