Duapuluh dua

1.9K 99 8
                                    




Caca yang sedang sibuk dengan ponselnya pun menoleh, tak kala ada suara pintu di buka. Melihat seseorang di hadapnya, caca membela kan matanya tak percaya. Dihadapanya kini, sudah berdiri ayah dan bundanya.

"Ayah bunda ? "

Dengan cepat bunda berjalan menghampiri caca, yang sedang terbaring lemah di atas blangkar dan memeluknya. Raut wajah cemas dan khawatir tergambar jelas di wajah keduanya.

"Kakak baik baik aja kan ? " tanya bunda meleliti wajah putrinya.

Caca mengangguk,

"Beneran kakak gak apa apa ? " kali ini tanya ayah, memastikan.

Caca kembali mengangguk "kakak baik baik aja yah, ayah dan bunda kok ada disini ? " tanya caca heran, pasalnya ia maupun suaminya tak menghubungi siapapun.

"Bunda di kabari abi, kalau kamu masuk rumah sakit Kak. Bunda dan ayah takut kamu kenapa napa, jadi ayah dan bunda langsung kesini untuk memastikan keadaan kamu "

"Aku baik baik aja, ayah dan bunda gak usah cemas ya "

"Kok bisa sih, kakak masuk rumah sakit ? " tanya ayah.

"Aku teledor yah, nggak menyadari kondisi tubuhku sendiri. Tadi siang aku makan nanas muda, dan berakhir perutku sakit "

"Bunda kan udah sering bilang kak makannya di jaga, kakak gak pernah denger sih. Jadi gini kan sekarang "

"Iya bunda, maafin kakak ya. Karna udah bikin ayah dan bunda cemas "

"Ayah dan bunda hanya takut kamu kenapa napa kak, tapi syukurlah sekarang keadaan kamu baik baik saja. Ayah lega liatnya" ucap ayah, meraih tangan caca menggenggamnya.

Caca tersenyum, seolah olah menunjukkan kalau ia memang baik baik saja. Ia tak mau membuat ayah dan bunda menghawatirkan nya.

"Deva kemana kak ? " tanya bunda, mencari cari keberadaan menantunya tapi tak kunjung menemukannya.

"Mas deva sedang keluar bun, lagi beli nasi goreng ati ampela. kakak lagi mau makan itu soalnya"

"Emang gak apa apa makan nasi goreng ?"

"Kata dokternya gak apa apa, tadi mas deva sudah nanya dulu sebelum akhirnya pergi beli"

"Perut Kakak masih sakit nggak sayang ? " tanya ayah.

"Perut Kakak udah gak apa apa yah, tadi sudah dikasih obat pereda nyeri sama Mba nada "

"Syukurlah, kata dokter kamu kenapa kak ? Kamu kan sudah biasa makan, makanan kaya gitu. Biasanya juga baik baik aja kok, disini kamu jarang makan ya" tebak ayah.

"Yah makan lah ayah, masa iya aku gak makan sih. Bisa bisa aku mati kelaparan atuh "

"Beneran ? Kok badan kamu kurusan sih "

"Gak tau, padahal aku makan mulu loh disini"

"Kata dokter gak ada keadaan yang perlu di khawatirkan kan kak ? " tanya bunda.

Caca tersenyum menggeleng, meraih tangan sang bunda dan menaruhnya di atas perutnya yang masih rata "aku gak sadar, kalau di dalam sini ternyata ada calon cucunya ayah dan bunda " tutur caca.

Sontak ayah dan bunda membulatkan matanya tak percaya, cucu ? Ya Tuhan yang di nanti nanti ternyata kini sudah hadir.

"Kakak hamil ? " tanya bunda, sudah berkaca kaca.

Caca mengangguk, sontak bunda memeluk tubuh caca kembali. Air mata ayah dan bunda terlihat lolos di pelupuk matanya. Lantunan syukur pun menggema mengisi lerung hati ayah dan bunda.

Takdirku Bersamamu (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang