Limabelas

2.1K 114 12
                                    


"Mama titip deva ya ca, kalau dia bandel marahin aja " pesan mama Rasti saat akan masuk ke gate.

Caca teesenyum mengangguk,

"Aku udah gede kali ma, gak usah di titipin gitu" protes deva.

"Yah gak apa apa lah, dititipin ke istri sendiri. walaupun udah gede, kamu kan suka masih ngeyel " balas mama Rasti.

"Kapan aku ngeyel, aku kan selalu ikutin apa kata mama dan papa"

"Iya, tapi kamu kan sekarang sudah menikah. Punya tanggung jawab yang besar dev "

"Kalau soal itu aku tau ma"

"Yah maka dari itu mama titip ke caca, dan mengingatkan kamu. Takut takut kamu lupa sama status kamu sekarang"

"Gak bakal lupa lah ma, yakali aku lupa sama keberadaan istriku "

"Mama kan cuma ngasih tau, apa salahnya sih iya in aja "

"Iya " balas deva mengalah. Kalau di ladenin nih mama nya ini gak akan berhenti nyerocos sampai besok lusa.

Caca dan papa Agung hanya diam, menyimak perdebatan ibu dan anak ini.

"Udah kan diskusinya ? " tanya papa Agung.

Keduanya serentak mengangguk, diskusi ? Diskusi macam apa seperti tadi. Yang ada bikin deva sedikit agak ngegas, dan durhaka deh adu mulut dengan sang mama.

"Papa dan mama pergi dulu ya, kalian baik baik disini " ucap papa Agung pamit.

Deva dan caca mengangguk serentak,

"Kamu jaga kesehatan ya ca, biar mama cepet cepet punya cucu perempuan yang cantik " pesan mama.

Caca kembali mengaggukan kepalanya " papa dan mama pun jaga kesehatan di sana, biar bisa kembali lagi ke sini dalam keadaan sehat dan kita bisa berkumpul lagi "

Mama dan papa mengagguk serentak,

"Jaga istri kamu dengan baik dev, sayangi dan lindungi dia" pesan mama Rasti pada putra satu satunya.

"Iya ma, itu pasti. Mama dan papa baik baik ya disana"

Keduanya kembali mengagguk serentak, dan langsung berpamitan.

Mereka saling memeluk satu sama lain, sebelum akhirnya mama dan papa masuk ke gate penerbangan. Karna pesawat yang mama dan papa tumpangi, akan segera terbang.

"Mau beli sesuatu dulu nggak yang ? Buat orang rumah " tanya deva saat mobil yang keduanya tumpangi, sudah melaju menuju rumah caca.

"Gak usah deh mas, bunda tuh akhir akhir ini suka bikin kue. Jadi pasti sudah banyak kue, apalagi bunda tau aku mau pulang "

"Yakin gak mau beli apa apa ? "

Caca mengagguk "iya mas, gak usah. Nanti kalau kita beli makin numpuk, kan sayang kalau gak kemakan "

"Yaudah kalau gitu " balas deva, meraih tangan caca ke genggamannya. Dan mengecupnya singkat, setelahnya deva kembali fokus dengan jalanan.

Caca tesenyum, menyungginkan bibirnya.

Satu jam perjalanan, akhirnya mobil yang caca dan deva tumpangi sampai di pekarangan rumah caca. Keduanya bergegas turun dan masuk.

Takdirku Bersamamu (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang