Duapuluh satu

1.9K 106 2
                                    



Sudah hampir tigapuluh menit caca masuk ke dalam igd, dan sedang diperiksa oleh dokter. Tapi dari tadi tak kunjung ada yang keluar satupun, guna memberi kabar tentang kondisi caca terkini.

Deva tak bisa diam, ia galisah tak henti henti ia mundar mandir kesana kemari di depan ruang igd, menunggu kepastian soal keadaan istrinya.

Perasaan cemas khawatir sekaligus takut bercampur jadi satu, sungguh deva sangat gelisah. Menunggu kepastian soal keadaan istrinya di dalam.

"Deva "

"Mas abi ? "

"Kenapa caca ? "

"Salsa mengeluh sakit perut mas, tapi sedang di tangani oleh Mba nada di dalam "

"Kok bisa sih ? " tanya abi, ia mendapat kabar soal caca yang masuk igd dari istrinya.

"Beberapa hari ini dia muntah muntah mas, katanya masuk angin. Tapi tadi, saat kita akan pulang tiba tiba salsa mengeluh perutnya sakit"

"Dia gak nyampe diare kan ? "

Deva menggeleng cepat,

"Kamu tenang ya, caca kan kuat dia pasti baik baik aja. Apalagi sekarang sedang di tangani dokter " ucap abi, menengkan.

Deva menganggukan kepalannya. Mengiyakan, tapi tak bisa di pungkiri, hatinya masih sangat tak tenang.

Tak lama seorang suster keluar, memanggil deva untuk segera masuk, menemui dokter yang menangani caca. Deva masuk dengan di temani oleh bang abi, karna kebetulan yang menangani caca adalah Mba nada istrinya.

"Gimana Mba ? Salsa baik baik aja kan ? " tanya deva cemas.

"Untung sekali kamu segera membawa caca ke sini, kalau tidak Mba gak bisa membayangkan nya"

Deva menautkan alisnya, ia masih belum paham sepenuhnya dengan yang di katakan Mba nada " maksudnya Mba ? Salsa baik baik aja kan ? " tanya deva lagi.

"Caca baik baik saja, tapi mba belum bisa memastikan semuanya dalam keadaan baik baik saja. Tapi tadi Mba sudah menyuntikan obat pereda nyeri di infusnya, agar nyeri pada perutnya reda  "

Deva menghela nafas lega, mendengar kabar istrinya baik baik saja. Tapi rasa cemas masih mengganjal di hatinya, mendengar penuturan Mba nada yang belum sepenuhnya bisa memastikan soal keadaan istrinya.

"Nggak ada kondisi yang di perlu di khawatirkan kan nad ? " tanya bang abi.

"Aku belum bisa memastikannya mas, tapi aku sudah minta dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi untuk mencek keadaan caca. Karna dari pemeriksaan ku, sepertinya caca sedang mengandung "

Mengandung ? Deg,
Kali ini deva tak salah dengar kan ? Tiba tiba jantungnya terasa berdetak lebih kencang mendengar perihal istrinya yang sedang mengandung.

"Salsa hamil Mba ? " tanya deva penasaran.

"Sepertinya, tapi Mba belum bisa memastikan keadaan janinnya baik baik saja atau gimana. Emang kamu gak tau istri kamu hamil ? "

Deva menggeleng, pasalnya istrinya tak pernah menceritakan soal apapun padanya "Dia baik baik saja kan Mba, di dalam rahimnya caca?"

"Seperti yang Mba katanya tadi, Mba belum bisa memastikan m. Nanti akan ada dokter spesial kandungan yang akan memeriksa keadaan caca, semoga saja semua nya dalam keadaan baik. Untungnya kamu cepat membawa caca kesini "

Rasa lega, kini berubah menjadi rasa cemas dan takut. Tapi ada rasa syukur di dalamnya, istrinya sekarang sedang mengandung buah cintanya.

"Tapi tadi dia makan nanas muda Mba, terus tak lama dia ngeluh sakit perut. Itu gak apa apa kan ? " tanya deva cemas.

Takdirku Bersamamu (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang