Lima

2.5K 131 3
                                    


Makan malam bersama sudah selesai, sebenar nya ini sih bukan makan malam jatoh nya. Bayangkan saja, mereka makan malam saat baru saja pukul lima sore, dan kalau kata arhsa sih makan malam yang kesorean. Dengan alasan menjamu tamu spesial.

Makan malam selesai, tak lama adzan magrib berkumandang. Mereka bergegas melaksana kan kewajibannya. Setelah semuanya selesai melaksana kan solat magrib berjamah, kini ayah bunda caca dan deva sedang duduk berkumpul di ruang keluarga dengan di temani cupcake yang tadi sore dikirim oleh nenek elisya.

"Kuliah dan kerjaan kamu di inggris gimana dev ? " tanya bunda basa basi, guna memulai obrolan malam ini.

"Urusan kuliah deva sudah selesai semua tante, dan semua urusan pekerjaan deva disana pun  sudah selesai di kerjakan. Makanya deva langsung memutuskan kembali ke Jakarta "

"Syukurlah kalau semauanya sudah beres, tante senang dengarnya. Oh ya kata caca, nenek kamu baru saja meninggal ya ? Tante dan om turun berduka cita ya. Maaf kita gak sempat datang, karna gak tau "

"Iya tante gak apa apa, makasih sebelumnya "

Nadine mengangguk ramah,

"Oh iya dev, soal yang tadi sore sudah kita bicarakan bisa kita lanjut di sini. Mumpung ada caca dan bunda " ujar ayah Rifky.

"Iya om, sebelum nya tadi saya sudah lebih dulu membicarakan persoalan ini dengan salsa. Dan salsa mengiyakan tujuan baik saya, jika om dan tante mengizinkan nya"

"Maksudnya ? " tanya bunda Nadine, dia belum tau kalau anaknya di ajak kawin bund.

"Saya datang kesini untuk menepati janji saya pada putri tante, sekaligus meminta izin untuk menjaga, melindungi, membahagiakan serta hidup selamanya bersama dengan putri tante dan om "

Sontak bunda Nadine terkejut, membulatkan matanya. Waktu yang ia tunggu tunggu tiba sudah, anak gadisnya sudah ada yang minta.

"Ini kamu mau ngelamar putri bunda ? " tanya Nadine dengan muka cengonya, masih tak percaya.

"Iya tante, semoga tante dan om meridhoi niat baik saya "

"Yang akan hidup bersama kamu putri om, bukan om atau tante. Jadi semua keputusan apapun itu ada di caca, karna nantinya caca yang akan menjalaninya" ujar Rifky.

"Bunda dan ayah hanya bisa mendoakan yang terbaik, jadi semua keputusan ada di kakak. Apapun itu bunda dan ayah pasti akan mendoakan dan meridhoinya" timpal Nadine.

Nadine yakin deva laki laki yang baik, yang bisa menjaga dan melindungi caca dengan baikpula. Sedikit banyak ia pun mengetahui seluk beluk keluarga deva, jadi ia tak terlalu khawatir melepas sang putri tercinta pada deva.

"Jadi gimana sal ? Kamu mau kan menerima aku kembali, bukan sebagai pacaran atau kekasih. Tapi sekarang aku disini, di depan kedua Orangtuamu, ingin meminta kamu untuk jadi istri dan ibu untuk anak anakku kelak "

Emang dasarnya cengeng ya, eh sekarang air mata caca sudah runtuh kembali. Ia terharu dengan keseriusan deva terhadapnya, deva benar bener mempertanggungjawabkan dan menepati ucapannnya dulu.

"Gimana kak ? Ayah dan bunda iklas, kalau kakak bersedia" Tutut Rifky.

Caca mengangguk samar dalam tangisnya, Nadine yang berada di dekat sang putri pun merengkuh tubuh putrinya itu kepelukannya.

Terdengar deva menghela nafasnya pelan, lega sekali rasanya. Benar kata sang mama, sejauh apapun jarak diantara keduanya. Kalau sudah di takdirkan untuk bersama pasti mereka akan bersatu lewat cara apapun.

"Bunda iklas, semoga ini adalah pilihan yang tepat untuk hidup kakak " ucap Nadine mengelus punggung putrinya lembut.

"Udah ah jangan nangis, ini kan moment yang kakak tunggu tunggu. Kok malah nangis sih " ucap Rifky.

Takdirku Bersamamu (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang