Duabelas

2.4K 86 4
                                    



Dengan deru nafas yang sangat memburu, deva menggulingkan tubuhnya di samping caca. Mungkin saja ini sudah pelepasan yang kesekian kalinya bagi keduanya malam ini.

Keduanya sudah sama sama sampai di puncak kenikmatan dunia, ini sama sama yang pertama bagi keduanya. Keduanya tak pernah menyangka, akan senikmat dan semenakjub kan ini rasanya.

Deva menggeser tubuhnya, mendekat ke arah istrinya "Terimaksih banyak ya, maaf tadi mas nyakitin kamu sayang " tutur deva, mengecup kening istrinya agak lama, setelahnya deva merengkuh tubuh perempuan yang sudah memberikannya kenikmatan kedalam pelukannya.

Ucapan sederhana itu, seketika mampu membuat hati caca berbunga. Senyum indah melengkung sempurna di bibirnya, terasa kupu kupu tiba tiba diperut nya.

Ini pertama kalinya bagi caca, tapi ia sangat bersyukur. Suaminya ini memperlakukan dengan sangat baik dan manis sekali.

"Sama sama mas, gak apa apa kok. Ini kan sudah jadi kewajiban aku " balas caca, setelahnya membalas dekapan suaminya dengan erat.

Deva tersenyum, merapihkan rambut rambut halus yang menghalangi wajah cantik istrinya. Kecupan kecil pun deva layangkan berkali kali pada setiap inci wajah istrinya. Sebagai ucapan terimakasihnya pada sang istri, karna istrinya telah menjaga haknya dengan sangat baik selama ini.

"Mau mandi dulu nggak yang ? "

"Nanti aja deh mas, aku cape "

"Yaudah gak apa apa, kalau cape tidur aja. Mas tinggal bentar ya, mau mandi dulu " izin deva.

Caca yang akan memenjamkam matanya pun mengurungkan niatnya "aku gak mau ditinggal sendirian mas  "rengek caca, malam semakin mengeratkan pelukannya.

"Badanku lengket banget yang, aku gak bisa tidur "

"Tapi aku gak mau ditinggal, aku maunya sama kamu"

"Mas janji bentar doang mandinya, setelah itu mas langsung temenin kamu lagi. Gimana ? "

"Gak mau, aku maunya dipeluk gini "

Deva tersenyum gemas melihat tingkah manja istrinya. Benar kata bunda Nadine, kalau istrinya yang cantik ini amat sangat manja "yaudah, mas gak jadi mandinya. Kamu tidur ya, udah malam. Istirahat, pasti cape" ucap deva mengalah.

"Tapi aku laper"

"Mau makan dulu ? Kalau mau makan biar mas pesen in "

"Tapi ini udah malam mas, emang bisa ya ? " tanya caca, terlihat jam di nakas sudah menujukan pukul setengah tiga pagi.

"Bisa lah yang, kamu mau makan apa ? Mas pesenin sekarang "

"Gak jadi deh, udah malam"

"Katanya kamu laper, kalau gak bisa tidur gimana ? "

"Aku Ngantuk mas, gak jadi mau makannya. Aku mau tidur aja "

"Yakin mau langsung tidur aja ? " tanya deva kembali meyakinkan.

Caca mengangguk, menenggelamkan wajahnya di dada bidang suaminya dan bergegas ia memejamkan matanya. Sungguh rasanya badan caca terasa remuk sekali, dan ia sudah sangat lelah. Perutnya yang lapar pun kalah dengan matanya yang sudah menjerit minat di istirahatkan.

Dengan telaten deva mengelus punggung istrinya pelan, saat dirasa istrinya sudah tertidur nyenyak. Ia pun ikut memenjamkam matanya terlelap.

"Mas ... "

"Mas deva ... "

"Mas ... kamu dimana sih mas ? " teriak caca saat tak kunjung menemukan keberadaan suaminya.

Takdirku Bersamamu (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang