Deva membuka pintu kamar dengan perlahan, karna ia takut mengganggu tidur istrinya. Lagi lagi ia harus pulang telat, pekerjaannya di kantor sangat menumpuk belum lagi metting metting yang sempat tertunda.Caca yang sedang sibuk mentapa langit langit kamar pun menoleh, tak kala ada suara pintu dibuka. Kejadian tadi siang masih membekas di ingatnya, entah mengapa hatinya seperti ada yang mengganjal dan tak enak.
Deva tersenyum, berjalan ke arah istrinya "mas kira kamu udah tidur yang " ucap deva, duduk si sisi ranjang samping istrinya.
"Aku gak bisa tidur mas " keluh caca.
"Kenapa ? Perutnya nggak enak ? " tanya deva, mengelus kepala istrinya lembut.
Caca menggeleng,
"Terus kenapa ? Ada yang sedang kamu pikirkan ? " tanya deva lagi.
Sebenarnya deva sudah tau dengan apa yang sudah terjadi, bi rati langsung menceritakan semua kejadian tadi siang padanya.
Terdengar caca menghela nafasnya berat,
"Ada apa dengan mama Sinta ? Dia minta uang lagi ? "
Sebelumnya caca sudah menceritakan semua tentang Sinta pada deva, karna caca tak mau ada yang di tutup tutup dalam rumah tangganya. Yah walaupun deva belum sekali pun bertemu dengan Sinta.
Caca membulatkan matanya heran, ia belum menceritakan apa lain pada suaminya. Tapi suaminya sudah tau " kok kamu tau mas ? Aku kan belum cerita "
"Bi rati yang cerita sama mas, kenapa sama mama Sinta ? Dia maksa kamu buat ngasih dia uang lagi ? "
Caca menggeleng,
"Terus kenapa sayang ? "
"Aku gak sedih ataupun marah saat dia bilang kalau kehadiranku tak dia harapkan. Tapi aku sedih aja mas, kenapa aku bisa terlahir dari perempuan gila seperti dia " balas caca, air matanya lolos begitu saja.
Dengan cepat deva merengkuh tubuh sang istri ke dekapannya, menangkan "Kita kan gak bisa milih akan dilahirkan dari orangtua seperti apa, dan lahir dari keluarga seperti apa sayang. Yah yang bisa kita lakukan menerima takdir ini sebaik mungkin, dibalik ini semua pasti akan ada hikmat terbaik di hidup kamu. Contohnya Bunda Nadine, bunda hadir sebagai ibu yang luar biasa untuk kamu" kata deva.
"Aku gak habis pikir aja mas, kenapa dulu oma sangat bersikeukeuh ingin menjodohkan Ayah dengan perempuan itu. Mungkin kalau dulu tak ada perjodohan itu, aku tak akan lahir dari rahim perempuan gila itu " ucap caca dengan nada menggebu dengan air mata yang masih mengalir di pelupuk matanya.
"Hushhh...gak boleh ngomong gitu ah. Itu kan sudah jalan takdirnya sayang. Dan mungkin saja kalau dulu ceritanya tak seperti itu, aku gak akan bisa bersama kamu kaya sekarang ini"
"Tapi dia jahat mas sama aku " ucap caca terisak.
"Itu kan dia yang jahat, yang terpenting kita enggak. Allah maha tau sayang, dia tau mana yang terbaik untuk hamba-Nya "
"Tadi dia tampar aku mas, terus dia juga maki maki aku di depan umum " lapor caca.
"Mas tau, biarin aja ya. Yang terpenting kita tidak menyusahkan dia. Tapi kalau memang kamu gak suka atas perlakuannya tadi, mas bisa laporkan perlakuan dia ke pihak berwajib"
"Gak usah deh, biarain aja mas " balas caca.
Walaupun perempuan itu sangat jahat terhadapnya, caca tak mungkin akan setega itu. Menjebloskan perempuan gila harta itu ke dalam geruji besi.
"Yaudah, sekarang udah ya nangisnya. Kasian nanti dedek bayinya sedih kalau tau bundanya nangis " kata deva, menghapus air mata yang lolos di pipi istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdirku Bersamamu (Selesai)
RomanceLanjutan dari - Takdir ( mempertemukan kita lagi ) . Yang nungguin lanjutan dari kisah keluarga bahagia ayah Rifky dan bunda Nadine wajib baca !!!