58. Resah

126 10 0
                                    

“Sebentar lagi mereka dateng, Buk.“

Angga meletakkan ponselnya yang baru saja dia pakai untuk menghubungi teman-teman mereka. Sudah sekitar tiga puluh menit mereka sampai, namun teman-teman mereka belum kunjung datang. Jadilah tadi Angga menghubungi mereka agar cepat datang.

“Santai aja, Pak. Mereka juga pasti sibuk,” balas Olivia memaklumi.

“Bu Oliv, saya mau ke toilet sebentar, ya,” pamit  Angga yang langsung Olivia tanggapi dengan anggukan. Pria itu lantas bangkit dari posisinya duduk dan segera meninggalkan Olivia.

Sementara itu, sepeninggal Angga, Olivia memainkan ponselnya. Perempuan itu sibuk bertukar pesan dengan Amanda yang saat ini dalam perjalanan pulang, setelah dua bulan menjalani KKN.

Dia memamerkan pertemuannya dengan Angga. Dan rencana pertemuannya dengan teman-teman mereka semasa SMA. Seperti dirinya, Amanda juga sangat mengidolakan Angga. Olivia sengaja membuat Amanda kesal karena tak bisa terlibat dengan pertemuan mereka.

“Tumben banget Dito nyepam chat kayak gini,” gumamnya setelah mendapatkan notifikasi beruntun dari aplikasi bertukar pesan miliknya. Di ponselnya tertera nama Dito sang pengirim.

Perempuan itu membacanya. Dia tersenyum geli melihat serentetan pesan yang Dito kirim yang menanyakan keberadaannya sekarang. Baru saja hendak membalas, tiba-tiba … “Olivia!“

Sebuah suara terdengar. Olivia mendongakkan kepalanya untuk melihat seseorang yang baru saja menyerukan namanya. Perempuan itu langsung bangkit, dia menyambut seorang perempuan yang berjalan ke arahnya.

“Kak Rindi!“

***

Dito
| Liv, nanti aku mau nongkrong sama temen-temen. Boleh, ya?

Olivia
|Iya, nggak apa-apa. Jangan pulang malem-malem!

Dito
|Okay, Oliv sayang:))

Dito
|Liv, di mana?
| Oliv, kamu di mana?
| Udah pulang belum?
|Liv, jawab dong!
|Oliv sayanggggg
| Sombong banget jadi pacar
| Bye lah! aku marah.

Dito, pemuda itu memandangi layar ponselnya dengan kesal. Pesan yang dia kirimkan kepada Olivia beberapa waktu yang lalu tak mendapatkan balasan satu kata pun. Hanya ada keterangan bahwa rentetan pesan yang telah dia kirimkan sudah dibaca. Hal itu semakin membuat Dito semakin kesal. Dia tak memedulikan teman-temannya yang asyik bercengkrama. Saat ini mereka tengah berada di sebuah kafe yang tak jauh dari sekolah.

Wajah mendung yang Dito tunjukkan nyatanya menarik perhatian teman-temannya. Raihan, Anggun dan Monica kini sama-sama menatap Dito dengan pandangan penuh penasaran. Ketiganya juga berbisik-bisik bertanya tentang apa yang terjadi dengan Dito.

Setelah kembali dari toilet beberapa saat yang lalu, sikap Dito berubah. Dia menjadi diam tak banyak bicara. Dia juga terus memandangi ponselnya.

“Dit … lo kenapa, sih? Aneh banget.“

Raihan yang pertama kali bertanya. Namun, dia tak mendapatkan apa-apa selain tatapan tajam yang Dito berikan padanya.

Karena usaha Raihan tak membuahkan hasil, kini Anggun mengambil bagian. Dia yang sebelumnya duduk di samping Raihan berpindah ke samping Dito. Gadis itu mendekatkan dirinya ke Dito dan membisikkan sesuatu.

“Lo berantem sama pacar lo?“ Begitulah pertanyaan yang Anggun bisikkan.

Mendengar itu, Dito menoleh ke arah Anggun. Lalu balas berbisik, “lo tahu pacar gue?“

Anggun memberikan gelengan, yang malah membuat Dito berdecak.

“Bodoh!“ makinya. Anggun tertawa. Tangannya merangkul bahu Dito, lalu bergerak ke atas dan akhirnya mencapai pipi Dito. Gadis itu mencubit pipi Dito keras, yang membuat sang empunya memekik keras.

Berondong Lovers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang