86. Kembali Bertemu

123 7 0
                                    

Hubungan yang tak disangka-sangka datang dari Raihan dan Anggun. Kedua anak manusia itu pada akhirnya mengembangkan perasaan romansa satu sama lain. Dua bulan yang lalu, mereka meresmikan hubungan sebagai sepasang kekasih setelah dua tahun menjalani hubungan tanpa status.

Terlihat, kini keduanya tengah suap-suapan di kantin kampus. Bersama Dito, yang dibantu oleh Regina mengerjakan tugas makalahnya. Hanya Ibnu yang kini seorang diri tanpa didampingi. Lelaki itu memasang wajah kesal karena kedua sahabatnya sibuk pacaran.

“Gini banget nasib gue yang jombloh,” sarkas Ibnu bermaksud menyindir.

“Jomblo matamu, Nu! Eca lo ke manain?“ semprot Dito tak terima. Dia mengalihkan perhatiannya dari layar laptop untuk memberikan tatapan tajam kepada Ibnu.

“Rebecca masih lama pulangnya. Gue udah jadi duda empat bulan, anjir,” keluh Ibnu meratapi nasib.

Empat bulan yang lalu, Eca terbang ke Jepang untuk berobat. Eca masih berjuang untuk penyakitnya. Syukur saja, satu minggu yang lalu, Eca memberi kabar bahwa operasi sumsum tulang belakang yang dia jalani berjalan lancar. Dan dua bulan lagi, dia akan kembali. Ibnu sangat berharap bahwa kekasihnya itu sembuh total ketika nanti kembali ke sini.

“Makin terkenal, lo juga makin tengil, ya, Nu!“ celetuk Anggun melemparkan kerupuk ke arah Ibnu.

Seperti yang sudah diketahui, dua tahun yang lalu Ibnu ditawari untuk menjadi model. Awalnya dia menolak dan terus menolak. Namun, karena kesehatan Ayahnya terganggu dan dia butuh banyak uang, Ibnu mengambil kesempatan itu. Dia juga melakukan itu demi mendapatkan restu dari Papa Eca.

Terhitung sudah satu tahun setengah karir Ibnu melejit naik. Dia sudah sering kali mengikuti acara peragaan busana dan beberapa kali syuting iklan brand terkenal. Namun, sampai saat ini Ibnu belum menerima tawaran untuk main film. Padahal, sudah banyak tawaran untuknya. Dia tak ingin semakin sibuk. Dia ingin menikmati kehidupan normalnya.

Kehidupan sederhana Ibnu berubah derastis. Kini, kedai ayam goreng milik keluarganya sudah membuka lima cabang di berbagai kota, akibat dari ketenarannya. Mereka juga pindah ke rumah yang lebih besar. Ayah dan Bundanya, kini tak perlu lagi banting tulang untuk mencari uang.

Ibnu adalah model yang populer. Di media sosialnya, dia memiliki banyak pengikut. Ibnu juga begitu banyak digilai oleh para kaum hawa di kampusnya. Mendepak Dito yang sebelumnya menduduki posisi teratas di geng mereka.

“Gue nanti sama Raihan mau ke rumah lo, Nu. Kangen sama Bunda,” celetuk Dito.

“Lo pada nggak pernah kangen sama Bunda. Kalian cuma pengin makan ayam goreng, kan?“ omel Ibnu yang sudah hapal dengan sahabatnya.

“Hehe … abisnya kalau makan di kedai nggak mantep. Tetep buatan tangan Bunda langsung yang bikin nagih,” sambung Raihan menyengir kuda.

“Dit … udah selesai, aku bentar lagi mau masuk,” kata Regina menyela obrolan mereka.

“Ya udah, kamu masuk ke kelas, gih! Aku anterin enggak?“ tawar Dito bersiap bangkit.

Regina menggelengkan kepalanya. “Nggak usah, aku sendiri aja.“

“Ya udah, hati-hati, ya!“ pesan Dito.

Regina memberikan anggukan, kemudiaan dia menatap teman-teman Dito. “Gue duluan, ya, Gaes! Nitip Pacar!“

“Yoi, Gin. Nggak usah khawatir, pacar lo bakal gue jagain,” balas Anggun melambaikan tangannya ke Regina yang berjalan menjauh.

“Dito nggak pernah gagal kalau cari cewek, anjir. Cantik banget Regina,” puji Raihan menatap kepergian Regina dengan wajah terkagum-kagum. Dia tak tahu saja bahwa di sampingnya, Anggun tengah menatapnya tajam dan bersiap mengamuk.

Berondong Lovers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang