80. Iblis di Balik Topeng

109 3 0
                                    

“Kamu tadi makan sama siapa, Liv?“

Pertanyaan dari Lukman ditujukan untuk Olivia. Pria itu kemudian duduk di kursi yang berada tepat di depan Olivia. Dia menatap Olivia dengan heran, begitu penasaran.

“Tadi Papa aku, Om,” aku Olivia. Lukman tampak terkejut, malah bisa dibilang syok. Kendati begitu, dia mencoba untuk bersikap biasa saja.

“Oh … jadi, Irfan itu Papa kamu, ya.“ Lukman mengangguk paham.

“Om Lukman kenal sama Papa aku?“

“Enggak kenal, sih, cuma tahu aja,” balas Lukman.

“Em … Papa aku kayaknya temen kantornya Tante Anjani, ya, Om? Aku pernah lihat foto mereka di kantor,” ujar Olivia lagi.

Untuk kedua kalinya, Lukman merasa terkejut. Raut wajahnya berubah seketika. Dan hal itu disadari oleh Olivia yang sejak tadi memperhatikan Lukman.

“Kenapa, Om?“ Olivia bertanya penasaran.

Lukman menggeleng. “Enggak apa-apa. Dito cerita tentang Mamanya ke kamu, ya?“

Olivia memberikan anggukan. “Iya, Om. Aku juga sempet diajak ke rumah sakit.“

“Om titip Dito sama kamu, ya, Liv. Dito baru sekali ini cerita tentang Mamanya ke orang lain.“ Lukman tersenyum, menatap Olivia penuh harap.

“Baik, Om. Ka—”

“Oliv, pulang!“

Ucapan Olivia terhenti. Ketika menoleh, perempuan itu mendapati sang Papa yang berdiri di sebelahnya. Irfan menatap Olivia tajam yang membuatnya bingung. Apakah dia melakukan kesalahan? Kenapa Papanya terlihat tak suka?

“Papa kenapa, sih? Kok marah-marah?“ Olivia berdiri, menatap ke arah Papanya.

“Kamu nggak usah deket-deket sama orang asing!“ tekannya tegas.

“Kok Papa gitu? Om Luk—”

“Olivia … Om permisi, ya. Sepertinya kamu dan Papa kamu perlu bicara,” sela Lukman tak ingin ikut campur dengan masalah keluarga Olivia.

Olivia mengangguk mengerti. Dia sangat tak enak dengan Lukman akibat sikap kasar yang Papanya tunjukkan.

“Pulang!“ titah Irfan lagi.

“Papa jelasin dulu! Kenapa sama Om Lukman?“ desak Olivia tak sabar.

“Pokoknya Papa nggak suka kamu deket-deket sama dia, Oliv! Kamu nggak perlu tanya kenapa!“

Irfan benar-benar terlihat marah. Namun, Olivia memilih untuk tak meladeni Papanya. Mengabaikan sang Papa, Olivia langsung berlari ke arah luar restoran untuk menyusul Lukman yang telah lebih dulu keluar.

Sesampainya di luar, Olivia mengedarkan pandangannya. Dia tak perlu banyak berusaha untuk mengenali mobil Lukman yang terparkir di luar. Dengan tergesa, Olivia menghampiri mobil itu.

“Om, aku mau bicara dulu!“

Olivia mengetuk kaca jendela mobil Lukman. Memberi kesempatan kepada Olivia, Lukman akhirnya membuka pintu mobilnya untuk mempersilakan Olivia masuk.

“Ada apa, Olivia?“

“Om sama Papa pasti kenal, kan? Bukan sebatas tahu? Tolong, Om! Cerita sama aku, apakah ada yang terjadi di antara kalian?!“ pinta Olivia memohon. Interaksi di antara mereka tadi benar-benar membuat Olivia berpikir bahwa keduanya memiliki hubungan yang tak baik.

“Kamu ngomongin apa, Liv? Apa yang terjadi di antara kami?“ Lukman bertanya dengan raut wajah yang terlihat tak tahu apa-apa.

“Aku nggak tahu, Om. Tapi, kalau Om tahu sesuatu tentang Papa, aku mau minta tolong Om buat cerita sama aku. Aku butuh banget buat cari bukti,” kata Olivia lagi. Benar, dia ingin menggali lebih jauh tentang Papanya. Tentang teman-temannya. Juga tentang wanita selingkuhannya.

Berondong Lovers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang