Walaupun jam masuk sudah terlewat sekitar satu jam, Dito tetap nekat berangkat ke sekolah. Setelah sebelumnya dia mencari Olivia dan tak menemukan perempuan itu di rumahnya, tujuan akhir Dito adalah sekolah. Dia sangat berharap bahwa perempuan itu masuk sekolah hari ini. Mengetahui rumah Olivia kosong, Dito takut tak bisa menemukan perempuan itu.
Saat ini, Dito tengah berusaha memanjat dinding belakang sekolah. Motornya dia titipkan di warung yang berada tak jauh dari sekolah, dia pun tak membawa tasnya. Tujuannya datang bukan untuk sekolah, melainkan untuk menemui Olivia yang tak bisa dia hubungi.
Setelah berhasil masuk ke dalam area sekolah, Dito langsung berjalan cepat menuju ruang guru. Dia harus segera menemukan Olivia dan meminta penjelasan tentang semuanya. Bagaimana bisa perempuan itu tiba-tiba meminta putus setelah perlakuan manisnya tadi malam? Bukankah mereka sudah berjanji akan mencari jalan keluar bersama-sama?
Sesampainya di ruang guru, Dito tak melihat Olivia di tempatnya biasa duduk. Perasaannya semakin tak enak saja. Mengedarkan pandangannya ke segala penjuru, Dito melihat Angga yang tengah duduk di pinggir lapangan. Memperhatikan murid-muridnya yang tengah berlari berkeliling lapangan.
Langsung saja, Dito berlari menghampiri Angga. Dengan napas tak beraturan, Dito duduk di sebelah guru olahraga itu.
“Pak Angga!“ panggil Dito membuat Angga yang sebelumnya fokus menoleh ke arahnya.
"Loh, Dito? Ngapain lari-larian?" Angga bertanya heran.
"Pak Angga tahu Bu Oliv enggak? Saya tadi lihat di kantor, Bu Oliv nggak ada. Padahal, jam ini nggak ada jadwal ngajar." Dito berkata langsung pada intinya. Dia tak mau lagi berbasa-basi. Segera, dia ingin tahu keberadaan dan keadaan Olivia.
"Kok tanya ke saya, Dit? Kamu nggak tahu kalau Bu Oliv udah keluar?" Angga mengatakan apa yang dia tahu.
"Hah? Keluar, Pak? Maksudnya udah nggak ngajar di sini lagi?" Dito memperjelas. Perasaannya semakin tak enak. Rasa takut juga semakin menyelimutinya.
Angga mengangguk yakin. Respon yang Angga berikan semakin membuat Dito kelimpungan. Dia tak tahu ke mana lagi dia harus mencari Olivia. Di rumahnya, Dito yakin kosong. Rumah orang tuanya? Dito tak tahu itu di mana. Pusing, itu yang Dito rasakan sekarang ini.
"Kok kamu nggak tahu, sih? Oh iya ... soal foto-foto kemarin itu, anak-anak kayaknya salah paham, deh, Dit! Kamu nggak jelasin ke mereka kalau kalian sepupuan?"
Mengerjapkan matanya, Dito tersadar dari lamunannya. Pemuda itu menggeleng kemudian berkata, "Enggak, Pak. Saya permisi dulu, ya."
Setelah berkata seperti itu, Dito pergi meninggalkan Angga. Langkah kakinya membawanya menaiki tangga ke arah roof top. Di sana, Dito duduk di bangku yang sudah tak terpakai. Tangannya merogoh ponsel dari dalam saku celananya.
"Anjir, gue bener-bener diblok," gumamnya ketika puluhan pesan WhatsApp yang dia kirimkan kepada Olivia hanya menunjukkan centang satu.
Tak hanya WhatsApp, Dito juga tak bisa menemui Olivia di akun Instagram-nya. Hal itu mendorong Dito untuk membuat akun baru. Namun, setelah mencari akun Olivia dengan akun barunya pun, Dito masih tak bisa menemukannya. Bukan, Olivia tak memblokirnya. Namun, semua akun media sosial Olivia menghilang. Dito yakin, perempuan itu sengaja me-nonaktif-kannya.
"Gue harus cari ke mana lagi, anjir?!"
***
Satu minggu. Bagi Dito, itu adalah waktu yang sangat lama. Usahanya selama tujuh hari ini sia-sia untuk mencari keberadaan Olivia. Perempuan itu benar-benar seperti lenyap ditelan Bumi. Dito tak bisa menghubungi perempuan itu. Bahkan, ketika bertanya kepada Amanda, sahabat Olivia itu juga mengaku tak bisa menghubungi Olivia. Dia tak tahu Olivia di mana. Sama seperti Dito.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berondong Lovers
Romance𝐜𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 ✓ karena mencintaimu dengan cara biasa adalah ketidakmungkinan bagiku, maka biarkan aku mencintaimu dengan cara ngegas dan ngeyel. dito aulian adam-berondong lovers, 2022 - Sempurna. Itulah kata yang menggambarkan kehidup...