“Eh, Bu Oliv.“
Olivia datang bersama Eca ke tempat Dito dan teman-temannya. Olivia pun tersenyum ketika Raihan menyapanya terlebih-lebih dahulu. Sebagai kekasih yang pengertian, Dito bangkit dan mempersilakan Olivia untuk duduk di kursi yang sebelumnya dia tempati.
“Duduk, Buk!“ katanya tersenyum manis.
“Nggak usah, saya cuma mau nga—”
“Ca!“
Ucapan Olivia harus terpotong ketika Eca yang berdiri di sebelahnya tiba-tiba terjatuh. Raihan yang menyadari hal itu langsung berteriak dan mendekat. Dito, Ibnu juga Anggun pun terkejut melihat Eca yang tiba-tiba tak sadarkan diri.
“Minggir lo!“ panik Ibnu ketika Raihan ingin menyentuh Eca.
Pemuda itu yang paling panik. Tanpa berkata apa-apa, Ibnu langsung mengangkat tubuh Eca meninggalkan kantin. Hal itu pun tak luput dari perhatian seluruh penghuni kantin.
“Tungguin gue, Nu!“ teriak Dito yang juga khawatir dengan keadaan adik sepupunya itu. Bersamaan dengan hal itu, bel masuk berbunyi yang membuat Olivia menyuruh Raihan, Anggun dan Dito kembali ke kelas.
“Saya mau lihat Eca dulu, Buk. Han, Nggun, kalian masuk kelas dulu!“ titah Dito berjalan cepat. Olivia pun mengikuti Dito.
Sampai di koridor yang sepi, tepat sebelum sampai ke UKS, Olivia mencekal tangan Dito. Pemuda itu pun berhenti, dia menggerakkan tubuhnya untuk berbalik menatap Olivia yang telah menghentikannya.
“Kenapa, Liv?“ tanya Dito heran. Dia menunduk ke arah Olivia yang jauh lebih pendek darinya.
“Eca nggak apa-apa, nggak usah panik kayak gitu,” beri tahu Olivia tak ingin membuat Dito khawatir.
Sontak saja, ucapan Olivia membuat Dito menatapnya tak mengerti.
“Maksud kamu apa, Liv?“ tanya pemuda itu. Dia sangat bingung. Bagaimana Olivia bisa mengatakan bahwa Eca baik-baik saja padahal gadis itu baru saja pingsan?
“Dia cuma pura-pura, Dito!“ ungkapnya yang membuat Dito melongo. Apa maksudnya?
“Hah? Gimana-gimana? Pura-pura? Pura-pura pingsan maksud kamu?“
Olivia memberikan anggukan. Hal itu semakin membuat Dito penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi.
“Kok bisa?“
“Sengaja,” tekan Olivia berubah sinis. Dia masih sangat kesal ketika mengingat betapa bahagianya Dito bersama Anggun tadi.
Lagi, Dito semakin bingung. Tak mengerti sedikit pun maksud Olivia.
“Masih nggak ngerti juga? Aku kesel sama kamu, kenapa deket-deket sama cewek lain, sih? Kenapa harus senyum-senyum nggak jelas kayak tadi?“ semprot Olivia pada akhirnya. Walaupun dia sangat kesal, namun dia tetap menjaga intonasi bicaranya. Dia tak ingin orang lain mendengar obrolannya dengan Dito.
Cukup lama Dito terdiam setelah Olivia mengomel. Sangat jelas bahwa dia tengah bingung. Namun, itu tak bertahan lama ketika akhirnya sebuah senyuman terbit di bibirnya. Sekarang dia sadar jika Olivia tengah cemburu.
“Kamu cemburu?“ tebak Dito yang mana malah mengundang decakan Olivia. Bagaimana bisa kekasihnya itu tak peka dan malah bertanya?
“Menurut kamu?“
“Liv … Anggun cuma temen, dia temenan sama kita dari SMP. Wajar banget kalau akrab, kan?“ ungkap Dito tak bisa menyembunyikan raut bahagia di wajahnya.
“Nggak wajar banget. Lagian kamu nggak cerita apa-apa tentang dia, tuh!“
Olivia memasang wajah cemberut. Bibirnya maju beberapa senti yang membuat Dito sangat gemas. Selain itu, pipi yang perempuan itu kembungkan membuatnya semakin terlihat menggemaskan.
![](https://img.wattpad.com/cover/283861669-288-k955289.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Berondong Lovers
Storie d'amore𝐜𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 ✓ karena mencintaimu dengan cara biasa adalah ketidakmungkinan bagiku, maka biarkan aku mencintaimu dengan cara ngegas dan ngeyel. dito aulian adam-berondong lovers, 2022 - Sempurna. Itulah kata yang menggambarkan kehidup...