“Oliv nggak apa-apa, Om. Om Irfan nggak usah khawatir!“
Olivia mengintip melalui celah matanya yang sedikit terbuka. Terlihat, Irgi yang tengah duduk di sofa sedang menelfon Papanya, Irfan. Sudah sekitar sepuluh menit Olivia bangun dari tidurnya. Namun, dia memilih untuk berpura-pura tidur karena terlalu malas dengan Irgi.
“Iya, Om. Aku bakal kabarin kalau ada apa-apa.“
Irgi memutus sambungan telefonnya dengan Irfan. Pria itu bangkit untuk selanjutnya memasuki toilet di dalam ruangan itu. Ketika Irgi sudah tak lagi di sana, Olivia membuka mata. Dengan gerakan pelan, perempuan itu membuka laci di samping brangkarnya, mengambil dompet dan ponselnya yang disimpan di sana.
Olivia berencana kabur. Dia tak ingin Irgi menanyainya macam-macam ketika nanti mereka berhadapan. Olivia tak siap dengan kemarahan pria itu.
“Mau ke mana kamu, Liv?“
Olivia tersentak kaget. Dia yang sudah turun dari brangkarnya menatap Irgi dengan tatapan takut. Wajah pria itu terlihat masam, siap memarahi Olivia.
“Nggak ke mana-mana, kok. Pegel tiduran terus,” katanya tersenyum paksa. Tak ingin membuat Irgi emosi.
“Kemarin kenapa bisa sama mantan kamu?“ Langsung, Irgi menanyakan perihal Dito yang membawa Olivia ke rumah sakit.
“Nggak tahu, Gi. Aku nggak inget apa-apa,” balas Olivia tak mau mengaku.
“Halah! Nggak usah ngelak kamu! Kamu masih berhubungan sama dia, kan?“ tuduh Irgi menatap Olivia tajam. Nada suaranya meninggi, membuat Olivia kesal sekaligus sangat takut.
“Kalau iya kenapa?“ Olivia memberanikan diri untuk menatap Irgi.
“Kamu tunangan aku, Liv! Nggak pantas kamu masih berhubungan sama dia! Mau jadi perempuan murahan?“ omelnya tanpa perasaan.
“Tapi aku nggak cinta sama kamu!“
“Nggak perlu cinta buat kita sama-sama. Dua tahun, Liv. Kamu bertahan sama aku tanpa cinta.“ Irgi tertawa sumbang.
“Terpaksa. Siapa juga orang yang betah sama lelaki kasar kayak kamu? Aku udah muak sama kamu, Gi!“ teriak Olivia menahan tangis. Dia tak ingin terlihat lemah dan menyedihkan di hadapan Irgi.
“Apa kamu bilang? Kasar? Ka—”
“Iya, Irgi! Kamu kasar, jahat, otoriter, suka seenaknya, pokoknya kamu nggak pantes dapet cinta dari siapa pun! Kamu it—”
Plak
“Cewek sialan!“ makinya keras setelah mendaratkan tamparan ke pipi Olivia.
Perempuan itu akhirnya gagal menahan air matanya, dia menangis setelah mendapatkan tamparan menyakitkan dari Irgi. Ditatapnya pria itu dengan sorot kebencian.
“Jahat!“ teriak Olivia menarik paksa selang jarum infus yang masih menancap di punggung tangannya, menyebabkan darah segar mengucur dari sana.
Ketika Irgi hanya menatapnya penuh amarah dan lengah, Olivia mengambil kesempatan itu untuk kabur. Dia berlari tanpa alas kaki dan punggung tangan yang terus mengeluarkan darah.
Walaupun badannya sangat lemas, Olivia tetap berusaha melarikan diri. Dia beberapa kali bersembunyi di ruangan rumah sakit ketika Irgi yang mengejarnya hampir menangkapnya.
Untung saja, Olivia bisa lolos. Perempuan itu mencegat taksi di depan rumah sakit dan menaikinya. Dia tak memiliki tujuan lagi selain apartemen Dito. Dia harus ke sana, setidaknya itu adalah tempat yang paling aman.
Hanya butuh waktu lima belas menit bagi Olivia untuk sampai di apartemen Dito. Perempuan itu sudah keluar dari lift. Dia berjalan dengan langkah tertatih menuju unit apartemen Dito. Ketika sudah sampai di depannya, Olivia langsung memencet bel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berondong Lovers
Romance𝐜𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 ✓ karena mencintaimu dengan cara biasa adalah ketidakmungkinan bagiku, maka biarkan aku mencintaimu dengan cara ngegas dan ngeyel. dito aulian adam-berondong lovers, 2022 - Sempurna. Itulah kata yang menggambarkan kehidup...