39. Pertengkaran

238 14 0
                                    

Selama ini, Dito tak pernah menjatuhkan seluruh hatinya ketika menyukai seorang perempuan. Namun, kali ini berbeda. Olivia bisa membuatnya benar-benar jatuh cinta. Rasanya Dito rela melakukan apapun demi bisa bersama Olivia. Tak terasa, hubungan mereka sudah berjalan dua bulan. Hanya Raihan, Ibnu dan Eca yang mengetahui itu. Ditambah Amanda juga kedua orang tua Dito. Perkara Lukman dan Nadia, mereka tak mempersalahkan hal itu, asalkan Dito bahagia.

Keduanya selalu menjaga jarak jika berada di sekolah. Tak ingin menarik perhatian murid lain. Jika keluar bersama pun, mereka tak sembarangan bertemu di tempat umum. Takut-takut akan dipergoki oleh orang yang mengenal mereka. Baik Dito maupun Olivia tak memiliki masalah dengan hubungan diam-diam yang mereka jalani. Keduanya cukup bahagia, dan itu sudah cukup.

Hari-hari Dito terasa lebih mudah semenjak berpacaran dengan Olivia. Pemuda itu lebih mandapatkan perhatian. Sikapnya juga tak seperti dulu yang sering mencari masalah di sekolah.

Saat ini, pemuda itu baru bangun dari tidurnya. Hari minggu ini dia berencana akan menjenguk Mamanya di rumah sakit bersama Eca. Dengan mata yang masih ingin terpejam, Dito meraih ponselnya yang berada di meja, berniat menghubungi Eca untuk datang ke apartemennya karena rumah Eca yang berlawanan arah dengan rumah sakit.

Namun, di ponselnya Dito melihat ada panggilan tak terjawab dari Olivia, tadi pukul lima pagi. Padahal, saat ini sudah pukul delapan. Melupakan niatnya untuk menghubungi Eca, akhirnya Dito menelfon balik Olivia. Panggilan video yang dia lakukan tak lama mendapat jawaban dari Olivia.

Pemuda itu tersenyum lebar melihat wajah kekasihnya yang penuh dengan keringat. Baju olahraga yang perempuan itu kenakan meyakinkan Dito bahwa Olivia baru saja berolahraga.

"Kebo banget baru bangun!" Olivia mengawali percakapan mereka, terlihat oleh Dito Olivia mengambil tisu lalu mengelapkan ke wajahnya.

"Tadi subuh udah bangun, Liv. Terus tidur lagi," katanya jujur. Memang benar, dia sudah bangun tadi untuk melaksanakan kewajiban, lalu kembali tidur karena merasa hari ini hari libur.

"Alasan!" cibirnya yang membuat Dito tertawa. Wajah menggemaskan Olivia membuat Dito ingin bertemu dengan perempuan itu.

"Mandi sana! Udah siang ini, habis olahraga juga, kan?" titah Dito.

"Bentar, masih keringetan," katanya lalu meminum air putih di dalam gelas.

"Aku nanti mau ke rumah sakit sama Eca," ungkap Dito memberi tahu Olivia.

"Iya, asal hati-hati aja," nasihatnya.

"Ya udah, aku mandi dulu, ya. Nanti aku kabarin lagi," pamit Dito. Olivia mengangguk patuh.

"Dah, Dito!" Perempuan itu melambaikan tangan dengan senyum merekah yang dia tunjukkan. Dito pun membalas hal serupa.

"Dah."

Setelah panggilan mereka terputus, Dito beralih menghubungi Eca. Tak perlu waktu lama bagi Dito untuk menunggu Eca menjawab panggilannya. Begitu telefon tersambung, suara cempreng Eca menyapa gendang telinganya.

"Pagi, Kak Dito!"

"Bisa santai enggak? Gue pecat juga lo jadi adik," cibir Dito yang dibalas tawa kecil oleh Eca di seberang sana.

"Marah-marah terus!"

"Lo ke sini, ya. Males banget gue jemput lo!" ujar Dito mengatakan tujuannya menelfon Eca.

"Iya, Kak. Aku udah siap juga, ini mau dianter sama sopir," ungkap Eca.

"Ya udah, lo hati-hati, gue mau mandi dulu."

Tanpa menunggu jawaban Eca, Dito langsung mematikan sambungan telefon mereka. Pemuda itu langsung bangkit dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Berondong Lovers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang